ERA.id - Korea Utara menyebut tindakan Israel dengan dalih 'hak untuk membela diri' merupakan pelanggaean hak asasi manusia yang tidak etis. Korea Utara bahkan menyebut Israel biadab atas kejahatan yang dilakukan.
Kementerian Luar Negeri Korea Selatan menuduh AS terlalu membesar-besarkan solusi krisis Timur Tengah. Pihaknya menyebut serangan Israel ke rumah sakit sebagai perbuatan biadab.
“Serangan Israel terhadap rumah sakit di Jalur Gaza benar-benar mengungkapkan karakter agresif dan biadab Israel,” katanya dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) yang dikelola pemerintah.
Pyongyang mengkritik peran AS dalam konflik tersebut dan mengatakan pembantaian biadab terhadap warga sipil yang dilakukan Israel dilakukan di bawah “perlindungan, kerjasama dan dukungan” dari Washington.
“Hal ini dapat dengan mudah dilihat jika kita mengikuti langkah-langkah AS sejak pecahnya krisis Timur Tengah,” katanya.
Israel melancarkan kampanye militer besar-besaran di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas yang dilakukan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada 7 Oktober.
Sejak itu, penyakit ini telah menewaskan lebih dari 15.000 korban, termasuk 6.150 anak-anak dan 4.000 perempuan, menurut otoritas kesehatan di wilayah kantong tersebut.
Korban tewas resmi di Israel mencapai 1.200 orang.
“Ada sekitar 6.500 orang hilang, termasuk lebih dari 4.700 anak-anak dan perempuan, tertimbun reruntuhan atau nasib mereka masih belum diketahui,” kata kepala Kantor Media Gaza kepada Anadolu pada hari Rabu.
Sejak konflik pecah, Israel dan Hamas yang dimediasi oleh Qatar sepakat untuk melakukan gencatan senjata. Gencatan senjata itu berlaku selama empat hari, yang kemudian diperpanjang dua hari.
Kesepakatan itu menghasilkan pertukaran sandera Hamas dan tahanan Israel. Selain itu, bantuan kemanusiaan mulai dari pasokan medis hingga bahan bakar pun diizinkan masuk ke Gaza.