ERA.id - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengeluhkan sikap Rusia atas keputusan anti-Israel kepada Vladimir Putin. Netanyahu langsung berbicara di depan Putin atas ketidaksenangannya itu.
Pernyataan Netanyahu itu disampaikan kepada Putin menyusul resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB untuk gencatan senjata di Gaza, yang diveto oleh Amerika Serikat. Rusia tercatat menjadi salah satu negara yang mendukung resolusi tersebut.
"Perdana Menteri menyatakan ketidakpuasannya terhadap posisi yang diungkapkan perwakilan Rusia di PBB dan forum lain terhadap Israel," kata pernyataan kantor Netanyahu, dikutip Al Arabiya, Senin (11/12/2023).
"Negara mana pun yang terkena serangan teroris kriminal seperti yang dialami Israel akan bereaksi dengan kekuatan yang tidak kalah dengan yang digunakan Israel," tegasnya.
Selain tidak suka dengan keputusan Rusia yang mendukung resolusi tersebut, Netanyahu juga mengeluhkan ketidaksenangannya atas kerja sama Iran dan Rusia.
Di sisi lain, Kremlin mengatakan Rusia siap memberikan semua bantuan yang mungkin untuk meringankan penderitaan warga sipil dan mengurangi eskalasi konflik.
"Vladimir Putin menegaskan kembali posisi prinsipnya menolak dan mengutuk terorisme dalam segala bentuknya,” kata Kremlin dalam sebuah pernyataan.
“Pada saat yang sama, sangat penting bahwa melawan ancaman teroris tidak menimbulkan konsekuensi yang serius bagi penduduk sipil," sambungnya.
Menteri Luar Negeri Rusia pada hari Minggu mengatakan misi pemantauan internasional harus dikirim ke Gaza untuk memantau situasi kemanusiaan.
Sejak konflik Israel-Hamas meledak, setidaknya 17.700 orang tewas yang sebagian besar wanita dan anak-anak di Jalur Gaza. Sedangkan serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober lalu menewaskan 1.200 orang, menurut pejabat Israel.