ERA.id - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menanggai ucapan Presiden Turki, Tayyip Erdogan tentang menyandingkan dirinya dengan Adolf Hitler. Netanyahu menekankan bahwa Erdogan orang terakhir yang 'menguliahi' Israel.
“Erdogan, yang melakukan genosida terhadap suku Kurdi, yang memegang rekor dunia karena memenjarakan jurnalis yang menentang pemerintahannya adalah orang terakhir yang dapat mengajarkan moralitas kepada kami," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters, Kamis (28/12/2023).
Erdogan sebelumnya mengatakan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak berbeda dengan Adolf Hitler. Erdogan juga menyamakan serangan Israel di Gaza dengan perlakuan Nazi terhadap orang-orang Yahudi.
"Mereka biasa berbicara buruk tentang Hitler. Apa bedanya Anda dengan Hitler? Mereka akan membuat kita merindukan Hitler. Apakah yang dilakukan Netanyahu ini kurang dari apa yang dilakukan Hitler? Sebenarnya tidak," kata Erdogan.
"Dia lebih kaya dari Hitler, dia mendapat dukungan dari Barat. Segala macam dukungan datang dari Amerika Serikat. Dan apa yang mereka lakukan dengan semua dukungan itu? Mereka membunuh lebih dari 20.000 warga Gaza," ujarnya.
Turki, anggota NATO, yang mendukung solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina, mengkritik serangan udara dan darat Israel di Gaza, menyebutnya sebagai “negara teror” dan mengatakan para pemimpinnya harus diadili di pengadilan internasional.
Mempertajam retorikanya, Erdogan mengatakan Turki akan menyambut baik para akademisi dan ilmuwan yang menghadapi penganiayaan karena pandangan mereka mengenai konflik di Gaza, dan menambahkan bahwa negara-negara Barat yang mendukung Israel terlibat dalam apa yang disebutnya sebagai kejahatan perang.
Terlepas dari kritiknya terhadap Israel, Turki tetap mempertahankan hubungan komersial, sehingga mendapat reaksi keras dari partai oposisi dan Iran. Ankara mengatakan perdagangan dengan Israel telah menurun tajam sejak 7 Oktober, ketika kelompok militan Palestina Hamas melancarkan serangan mematikan lintas batas yang menewaskan 1.200 orang, mendorong Israel melancarkan perang terhadap Hamas.
Berbeda dengan sekutu Baratnya dan beberapa negara Arab, Turki tidak memandang Hamas sebagai organisasi teroris.