Tabrakan dengan Pesawat Penjaga Pantai, Japan Airlines: Tidak Ada Masalah Saat Berangkat dan Penerbangan

| 03 Jan 2024 08:30
Tabrakan dengan Pesawat Penjaga Pantai, Japan Airlines: Tidak Ada Masalah Saat Berangkat dan Penerbangan
JAL tabrakan (Dok: NHK)

ERA.id - Japan Airlines (JAL) mengambil langkah tegas untuk melakukan penyelidikan untuk menentukan penyebab tabrakan. Perusahaan menilai JAL sudah mendapat izin mendarat di Bandara Haneda sebelum tabrakan terjadi.

Juru bicara JAL mengatakan berdasarkan wawancara dengan awak pesawat, pihak maskapai mengatakan awak tersebut mengetahui izin pendaratan dari pengatur lalu lintas udara. Awak kabin bahkan mengulanginya kembali untuk mengonfirmasi, dan kemudian melakukan operasi pendekatan dan pendaratan.

“Tidak ada masalah dengan pesawat pada saat keberangkatan dari Bandara New Chitose dan selama penerbangan,” kata maskapai tersebut, dikutip NHK, Rabu (3/1/2024).

Situs web pemantau lalu lintas udara menangkap seorang pengontrol yang memberi tahu semua pilot yang mendekat segera setelah tabrakan. Pengontrol itu memberi tahu bahwa Bandara Haneda ditutup setelah tabrakan terjadi. 

“Bandara ditutup, bandara Haneda ditutup,” ucap pengontrol lalu lintas udara.

Menteri Transportasi Saito mengatakan penyebab kecelakaan itu tidak jelas dan Dewan Keselamatan Transportasi Jepang, polisi, dan departemen lain akan terus menyelidikinya.

Badan kecelakaan udara JTSB telah meluncurkan penyelidikan, yang diikuti oleh perwakilan dari Perancis, tempat pesawat itu dibuat, dan Inggris tempat dua mesin Rolls-Royce Trent XWB diproduksi.

Airbus mengatakan pihaknya juga mengirimkan penasihat teknis.

Haneda, salah satu dari dua bandara utama yang melayani ibu kota Jepang, Tokyo, ditutup selama beberapa jam setelah kecelakaan itu, namun pejabat kementerian transportasi mengatakan tiga landasan pacu telah kembali beroperasi.

Saingan JAL dari Jepang, ANA sebelumnya mengatakan telah membatalkan 110 penerbangan domestik yang berangkat dan mendarat di Haneda selama sisa hari Selasa.

Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan pihak berwenang berupaya memastikan kecelakaan itu tidak mempengaruhi pengiriman pasokan bantuan gempa, dan menyatakan kesedihan atas kematian awak Penjaga Pantai.

“Ini sangat disayangkan karena para awak kapal menjalankan tugasnya dengan penuh rasa misi dan tanggung jawab terhadap para korban di daerah bencana,” ujarnya.

Pesawat Japan Airlines yang membawa 379 penumpang tabrakan dengan pesawat Penjaga Pantai (helikopter) pada Selasa (2/1/2024). Kecelakaan itu menyebabkan lima awak pesawat Penjaga Pantai tewas, sedangkan pilot berhasil melarikan diri dengan luka serius.

Seluruh 367 penumpang dan 12 awak dievakuasi dari pesawat yang terbakar, namun api baru padam setelah tengah malam, setelah terbakar selama lebih dari enam jam, lapor stasiun televisi TBS yang mengutip departemen pemadam kebakaran.

Empat belas orang di pesawat penumpang terluka, menurut Japan Airlines, namun tidak ada satu pun cedera yang tampaknya mengancam jiwa.

Rekomendasi