ERA.id - Dua ledakan terjadi di dekat kantor kandidat pemilu di porvinsi Balochistan, Pakistan barat daya. Ledakan ini terjadi tepat sehari sebelum pemilihan umum (Pemilu) dan menewaskan sedikitnya 28 orang.
Menurut laporan Dawn, serangan pertama yang menewaskan 14 orang dan 23 terluka terjadi di kantor kandidat pemilu independen di distrik Pishin. Wakil komisioner distrik tersebut, Jumma Dad Mandokhail, mengatakan bahwa insiden tersebut terjadi di luar kantor pemilihan calon independen Asfandyar Kakar, yang mengikuti pemilu dari PB-47 (Pishin 1).
Korban yang tewas dan terluka dilarikan ke rumah sakit markas Tehsil. Setelah mendapat perawatan, Dr Habib Kakar mengonfirmasi bahwa korban tewas meningkat menjadi 18 orang setelah empat orang yang terluka meninggal dunia.
Dad mengatakan ledakan itu berasal dari sebuah bom yang ditanam di sepeda motor yang terparkir di kawasan tersebut.
"Polisi, regu penjinak bom dan lembaga penegak hukum lainnya segera menutup area tersebut dan mulai mengumpulkan bukti," kata Dad.
Sementara itu, ledakan kedua terjadi di Qilla Saifullah, sebuah kota dekat perbatasan Afghanistan, di dekat kantor Jamiat Ulema Islam (JUI), sebuah parta keagamaan yang sebelumnya menjadi sasaran serangan militer. Menurut Wakil Komisioner Yasir Bazai, ledakan itu menewaskan 10 orang dan 20 lainnya terluka.
Belum diketahui pasti siapa pihak yang bertanggung jawab di balik serangan tersebut. Namun beberapa kelompok, termasuk militan Islam Taliban Islam Pakistan (TTP) dan kelompok separatis dari Balochistan sudah melakukan serangan dalam beberapa bulan terakhir.
Ketua Menteri Sementara Balochistan Mir Ali Mardan Domki turut prihatin atas kejadian tersebut dan meminta laporan dari kementerian dalam negeri provinsi. Domki meminta para aparat segera menangkap pelaku pengeboman.
Lalu, kata Domki, serangan-serangan itu adalah “upaya untuk menyabotase proses pemilu yang damai” dan menegaskan bahwa semua sumber daya digunakan untuk “memberikan perlindungan penuh kepada publik”. Dia juga mendesak para pemilih untuk tidak takut dan memberikan suara mereka besok, seraya menambahkan bahwa pengaturan keamanan sedang ditingkatkan.
Ledakan itu terjadi sehari setelah setidaknya sembilan serangan granat yang menargetkan kantor pemilihan kandidat dan tempat pemungutan suara dilakukan di berbagai wilayah di divisi Makran dan Quetta.
Menurut laporan keamanan tahunan yang dikeluarkan oleh Pusat Penelitian dan Studi Keamanan, Pakistan mencatat 1.524 kematian terkait kekerasan dan 1.463 cedera akibat 789 serangan teror dan operasi kontra-teror pada tahun 2023, yang merupakan rekor tertinggi dalam enam tahun terakhir.