ERA.id - Jepang mulai menggunakan teknologi robot sebagai pengantar makanan melalui Uber Eats. Robot berbentuk mobil mini ini akan mulai ditugaskan pada Rabu (6/3/2024).
Robot tersebut, yang dikembangkan oleh startup Cartken Inc. yang berbasis di AS dan dimodifikasi untuk pasar Jepang oleh Mitsubishi Electric, menggunakan kecerdasan buatan dan kamera untuk menghindari tabrakan dengan manusia dan rintangan.
Robot berbentuk kotak tersebut berukuran panjang 71 sentimeter, lebar 46 cm, dan tinggi 60 cm. Kendaraan ini berjalan dengan enam roda dengan kecepatan maksimum 5 kilometer per jam dan dapat membawa beban hingga 20 kilogram.
"Seperti layanan pengiriman tanpa pengemudi yang diluncurkan oleh perusahaan tersebut di Amerika Utara, cakupan robot Tokyo pada awalnya akan terbatas," kata eksekutif Uber Eats, Alvin Oo, dikutip AFP, Selasa (5/2/2024).
Pengiriman robot trotoar pada awalnya akan ditawarkan di area kecil di sekitar distrik Nihombashi Tokyo mulai pukul 10 pagi hingga 5 sore pada hari kerja, dengan dua restoran berpartisipasi.
Pelanggan tidak dapat menentukan apakah mereka ingin pesanannya dikirimkan melalui robot. Pengguna aplikasi juga harus menunggu di luar sampai robot itu tiba, tetapi suatu hari robot itu bisa sampai ke rumah mereka.
“Menuju ke lantai kantor, ke apartemen bisa berguna di tempat seperti Tokyo yang bertingkat tinggi,” kata Oo, direktur operasi pasar di Uber Eats Jepang.
Layanan ini suatu hari nanti juga bisa menjangkau daerah pedesaan, di mana banyak penduduknya berusia lanjut dan jarang ada pengemudi.
Meski demikian, Oo memastikan para pengemudi manusia tidak perlu khawatir posisinya akan digantikan dengan robot. Dia menekankan dalam waktu lima hingga sepuluh tahun ke depan akan selalu ada pekerjaan bagi manusia.
Jepang akan menjadi lokasi kedua operasi pengiriman otonom Uber Eats, setelah layanan tersebut diterapkan di beberapa kota di Amerika Serikat.
Jepang yang menghadapi kekurangan tenaga kerja, mengubah undang-undang lalu lintas tahun lalu untuk mengizinkan robot pengantar barang di jalan umum, dan perusahaan lain termasuk Panasonic juga menguji coba mesin baru yang lucu untuk mengangkut barang.
Uber Eats dan aplikasi serupa menghadapi pemogokan bulan lalu, dan raksasa rideshare Uber telah lama dikritik karena menghindari aturan upah minimum dan pembayaran hari libur dengan berargumentasi bahwa para pekerjanya bukanlah karyawan melainkan kontraktor independen.