Pendiri World Central Kitchen: IDF Menargetkan Kami di Zona Dekonflik

| 04 Apr 2024 18:10
Pendiri World Central Kitchen: IDF Menargetkan Kami di Zona Dekonflik
Jose Andrean pendiri World Central Kitchen (Istimewa)

ERA.id - Chef sekaligus pendiri World Central Kitchen (WCK) Jose Andreas mengatakan serangan Israel yang menewaskan tujuh pekerja bantuan makanan di Gaza sudah ditargetkan sebelumnya. Jose mengungkap militer Israel mengetahui gerakan para pekerja bantuan setiap harinya.

Dalam pengakuannya, Jose Andreas mengatakan serangan Israel terhadap WCK terjadi dengan sistematis dan terukur yang sudah direncanakan. Hal ini lantaran Jose menjalin komunikasi dengan intes dengan militer Israel terkait pergerakan WCK.

"Ini bukan sekedar situasi sial dimana ‘oops’ kami menjatuhkan bom di tempat yang salah. Ini berjarak lebih dari 1,5, 1,8 kilometer, dengan konvoi kemanusiaan yang sangat jelas yang memiliki tanda-tanda di bagian atas, di atap, logo yang sangat berwarna-warni yang tentunya sangat kami banggakan,” kata Jose Andreas, dikutip Reuters, Kamis (4/4/2024).

"Ini sangat jelas siapa kami dan apa yang kami lakukan," sambungnya.

Jose mengatakan IDF mengetahui keberadaan konvoi tersebut. Dia menyerukan penyelidikan atas insiden tersebut oleh pemerintah AS dan negara asal setiap pekerja bantuan yang terbunuh.

"Mereka menargetkan kami di zona dekonflik, di wilayah yang dikuasai IDF. Mereka mengetahui bahwa tim kami sedang bergerak di jalan itu dengan tiga mobil," katanya.

Para pekerja bantuan tersebut tewas ketika konvoi mereka dihantam tak lama setelah mereka mengawasi pembongkaran 100 ton makanan yang dibawa ke Gaza melalui laut. Militer Israel menyatakan “kesedihan yang mendalam” atas insiden tersebut dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebutnya tidak disengaja.

Jose mengatakan mungkin ada lebih dari tiga serangan terhadap konvoi bantuan tersebut. Dia menolak pernyataan Israel dan AS bahwa serangan itu tidak disengaja.

"Bahkan jika kami tidak berkoordinasi dengan (Pasukan Pertahanan Israel), tidak ada negara demokratis dan militer yang dapat menargetkan warga sipil dan kemanusiaan," tegasnya.

Jose Andres mengatakan organisasinya masih mempelajari situasi keamanan di Gaza sambil mempertimbangkan untuk memulai kembali pengiriman bantuan.

Warga negara Australia, Inggris dan Amerika termasuk di antara tujuh pekerja bantuan World Central Kitchen yang terbunuh ketika mereka meninggalkan gudang Deir al-Balah.

Setidaknya 196 pekerja kemanusiaan telah terbunuh di Gaza sejak Oktober, menurut PBB, dan Hamas sebelumnya menuduh Israel menargetkan lokasi distribusi bantuan.

Jose lantas menjelaskan bahwa dia sebenarnya tidak mengetahui timnya menjadi sasaran rudal oleh militer Israel. Dia justru mengetahui hal itu setelah kehilangan kontak dan melihat gambar mayat-mayat dari timnya.

Ia mengatakan, setelah IDF menyerang mobil lapis baja pertama, tim berhasil melarikan diri dan berpindah ke mobil kedua yang kemudian diserang sehingga memaksa mereka berpindah ke mobil ketiga.

Namun mobil ketiga ikut ditabrak dan diserang oleh IDF. Akibatnya tujuh orang yang bekerja untuk WCK tewas.

"Para pekerja bantuan berusaha berkomunikasi untuk memperjelas siapa mereka," katanya, seraya menambahkan bahwa IDF tahu mereka berada di wilayah yang dikuasainya.

World Central Kitchen bulan lalu mulai menyalurkan bantuan pangan kepada orang-orang yang kelaparan di Gaza utara melalui koridor maritim dari Siprus, bekerja sama dengan badan amal Spanyol Open Arms. Badan amal tersebut berkoordinasi erat dengan militer Israel, negara-negara Arab dan lainnya.

Rekomendasi