ERA.id - Jepang dan India mengecam pernyataan presiden Amerika Serikat Joe Biden atas ucapan 'xenofibia' karena tidak menerima imigran. Kedua negara itu menilai ucapan Biden tidak berdasar.
Pemerintah Jepang mengatakan penilaian Biden tidak didasarkan pada pemahaman yang akurat mengenai kebijakannya, sementara India membantah komentar tersebut, dan membela diri sebagai masyarakat paling terbuka di dunia.
"Jepang mengetahui pernyataan Biden serta klarifikasi selanjutnya," kata seorang pejabat pemerintah Jepang, yang menolak disebutkan namanya karena sensitifnya masalah tersebut, dikutup AFP, Senin (6/5/2024).
Pejabat tersebut mengatakan sangat disayangkan bahwa sebagian dari pidato Biden tidak didasarkan pada pemahaman yang akurat tentang kebijakan Jepang, dan Jepang memahami bahwa Biden membuat pernyataan tersebut untuk menekankan kehadiran imigran sebagai kekuatan Amerika.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri India S. Jaishankar juga membantah komentar Biden, dengan mengatakan India adalah masyarakat paling terbuka di dunia.
"Saya belum pernah melihat masyarakat yang begitu terbuka, pluralistik, dan beragam di mana pun di dunia. Kami sebenarnya bukan hanya tidak xenofobia, kami adalah masyarakat yang paling terbuka, paling pluralistik, dan dalam banyak hal merupakan masyarakat yang paling memahami di dunia,” kata Jaishankar.
Jaishankar juga mencatat bahwa pertumbuhan PDB tahunan India adalah 7 persen. Sedangkan perekonomian AS tumbuh sebesar 2,5 persen pada tahun 2023, menurut angka pemerintah.
"Anda memeriksa tingkat pertumbuhan beberapa negara lain, Anda akan menemukan jawabannya," katanya.
Pernyataan Biden itu disampaikan selama acara penggalangan dana di sebuah hotel pada Rabu lalu, di mana sebagian besar donornya adalah warga Amerika keturunan Asia. Selama pidato itu, Biden menyinggung soal pertumbuhan ekonomi di Jepang dan India yang melambat karena menolak kedatangan imigran.
"Mengapa? Karena kami menyambut baik imigran. Dengar, pikirkanlah. Mengapa perekonomian Tiongkok mengalami kemerosotan yang begitu parah? Mengapa Jepang mengalami kesulitan? Mengapa Rusia? Mengapa India? Karena mereka xenofobia. Mereka tidak menginginkan imigran," kata Biden saat itu.
Jepang terkenal dengan sikap ketatnya terhadap imigrasi. Namun dalam beberapa tahun terakhir, Jepang telah melonggarkan kebijakannya untuk memudahkan pekerja asing datang dan tinggal di Jepang sebagai cara untuk mengurangi penurunan angka kelahiran dan penyusutan populasi yang cepat.
Jumlah bayi yang lahir di Jepang tahun lalu turun ke rekor terendah sejak Jepang mulai menyusun statistik pada tahun 1899.
Sementara India, yang memiliki populasi terbesar di dunia, memberlakukan undang-undang kewarganegaraan baru awal tahun ini dengan menetapkan kriteria agama yang memungkinkan naturalisasi jalur cepat bagi umat Hindu, Parsi, Sikh, Budha, Jain dan Kristen yang melarikan diri ke India dari Afghanistan, Bangladesh dan Pakistan, sambil mengecualikan umat Islam.