ERA.id - Korea Utara dikabarkan akan meluncurkan satelit mata-mata baru antara 27 Mei dan 4 Juni mendatang. Peluncuran ini dilakukan setelah Korea Utara menempatkan satelit mata-mata pertamanya ke orbit pada November lalu.
Mengutip Al Jazeera, Penjaga Pantai Jepang mengatakan periode peluncuran delapan hari dimulai pada tengah malam pada hari Minggu dan Senin.
Dalam rincian yang diterima Jepang, Korea Utara membagi ke dalam tiga zona bahaya maritim dekat Semenanjung Korea dan pulau Luzon di Filipina, tempat puing-puing roket pembawa satelit kemungkinan jatuh.
Pemberitahuan tersebut disampaikan menjelang pertemuan puncak trilateral pertama antara Jepang, Korea Selatan, dan China dalam hampir lima tahun.
Para pejabat dari Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan mengadakan diskusi telepon setelah pemberitahuan tersebut dikeluarkan dan mendesak Pyongyang untuk menunda rencana tersebut karena peluncuran satelit menggunakan teknologi rudal balistik akan melanggar resolusi PBB.
Korea Utara yang mempunyai senjata nuklir menempatkan satelit mata-mata pertamanya di orbit pada bulan November, setelah dua kali gagal, sebuah tindakan yang menuai kecaman luas.
AS menyebut peluncuran tersebut, yang dilakukan dua bulan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Kosmodrom Vostochny di Rusia timur dan menjanjikan bantuan teknis kepada negara yang terisolasi tersebut, sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap sanksi PBB.
Kim Jong Un mengatakan pada akhir tahun lalu bahwa Pyongyang akan meluncurkan tiga satelit mata-mata militer lagi tahun ini, seiring ia melanjutkan program modernisasi militer yang menghasilkan rekor jumlah uji coba senjata pada tahun 2023.
Para ahli mengatakan bahwa satelit mata-mata dapat meningkatkan kemampuan pengumpulan intelijen Pyongyang, khususnya di Korea Selatan, dan memberikan data penting dalam setiap konflik militer.
Seoul mengatakan pada hari Jumat bahwa intelijen Korea Selatan dan AS “memantau dan melacak dengan cermat” dugaan persiapan peluncuran satelit pengintaian militer lainnya.
Dugaan persiapan tersebut terdeteksi di Tongchang-ri Korea Utara, di Kabupaten Cholsan, tempat Pangkalan Peluncuran Satelit Sohae bermarkas dan tempat peluncuran sebelumnya dilakukan.
Seoul mengatakan bahwa Korea Utara menerima bantuan teknis dari Rusia untuk peluncuran satelit tersebut, sebagai imbalan atas pengiriman senjata ke Moskow untuk digunakan dalam perangnya di Ukraina.