ERA.id - Mantan anggota Kabinet Perang Israel Benny Gantz mengancam akan menjerumuskan Lebanon ke dalam kegelapan. Anacaman ini dikeluarkan Gantz menyusul ketegangan di perbatasan yang semakin meningkat.
Ancaman Ganzt terhadap Lebanon ini menyusul kekhawatiran Isael akan potensi pemadaman listrik jika bentrokan dengan Hizbullah meningkat menjadi perang besar-besaran. Gantz menekankan bahwa Israel bisa menghancurkan Hizbullah dalam hitungan hari.
"Kita bisa membawa Lebanon sepenuhnya ke dalam kegelapan, dan menghancurkan kekuatan Hizbullah dalam hitungan hari," kata Gantz, dikutip Channel 7 Israel, Rabu (26/6/2024).
Gantz, kandidat utama untuk membentuk pemerintahan berikutnya, mengakui bahwa jika perang habis-habisan terjadi, kerugian yang harus ditanggung Israel juga akan besar.
"Kita harus bersiap menghadapi skenario yang melibatkan sasaran infrastruktur dan insiden yang mengakibatkan banyak korban jiwa. Ini adalah dampak perang yang harus dihindari, namun jika kita harus berperang, kita tidak perlu ragu," tegasnya.
Dia menekankan bahwa jika perang seperti itu terjadi, Israel tidak akan membiarkan Hizbullah tetap menjadi ancaman yang signifikan dan langsung terhadap kota-kotanya.
Lebih dari 62.000 warga Israel telah dievakuasi dari permukiman dekat perbatasan Lebanon akibat serangan Hizbullah, sementara 90.000 warga Lebanon telah meninggalkan daerah perbatasan, menurut angka resmi dari kedua belah pihak.
"Tantangan besar bagi Israel adalah mengembalikan penduduk selatan dan utara ke rumah mereka, bahkan dengan konsekuensi yang lebih besar," kata Gantz.
Sebelumnya, Shaul Goldstein, CEO perusahaan listrik milik negara Israel, Noga, memperingatkan bahwa pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dapat dengan mudah melumpuhkan jaringan listrik Israel.
Menyusul peringatan Goldstein, pencarian generator di kalangan warga Israel meningkat lima kali lipat, dan beberapa diantaranya membeli pembangkit listrik tenaga surya.
Ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan Lebanon dengan Israel di tengah serangan lintas batas antara Hizbullah dan pasukan Israel ketika Tel Aviv terus melancarkan serangan mematikannya di Jalur Gaza, yang telah menewaskan hampir 37.700 orang sejak 7 Oktober lalu.