Kisah Tragis Remaja yang Disiksa Kekasihnya hingga Tewas di Inggris

| 26 Jul 2024 18:40
Kisah Tragis Remaja yang Disiksa Kekasihnya hingga Tewas di Inggris
Ilustrasi jenazah. (Antara)

ERA.id - James Patterson Smith dilaporkan menganiaya pacarnya yang berusia 17 tahun, Kelly-Anne Bates, selama lebih dari sebulan pada tahun 1996. Smith dan Bates bertemu saat dia mengasuh anak-anak temannya.

Dilansir dari Ranker, Dia tidak menyadari Smith telah melecehkan banyak wanita muda sebelumnya. Meskipun perbedaan usia mereka 32 tahun, Bates tinggal bersama Smith. Di Inggris, sistem hukum menganggapnya sudah dewasa, sehingga orang tuanya tidak bisa memaksanya meninggalkan Smith. Dia membunuhnya beberapa bulan kemudian.

Kelly Anne Bates yang masih berusia 14 tahun mulai berkencan dengan James Smith. Keduanya terpaut usia 32 tahun. Mereka berhasil merahasiakan hubungan mereka dari orang tua Bates.

Orang tua Bates akhirnya menyadari hubungan antara putrinya dengan Smith. Mereka pun pergi menemui Smith. Bates nampak gugup dan terus diam selama kunjungan itu.

Usai Bates lulus sekolah menengah atas atau beberapa minggu setelah orang tuanya berkunjung ke rumah Smith, Bates dan Smith tinggal bersama pada tahun 1995. Orang tua Bates pun tak menyadari jauhnya perbedaan usia keduanya. Secara hukum, Bates yang telah berusia 17 tahun memang dapat memutuskan tinggal bersama dengan Smith.

Orang tua Bates tidak menentang keputusan Bates. Tapi mengharapkan Bates bisa terus menghubungi orang tuanya kapan pun. Hubungan Smith dan Bates terus berlanjut hingga muncul tanda-tanda kekerasan pada tubuh Bates. Orang tua Bates sempat menyadari luka memar dan bekas gigitan pada tubuh Bates saat remaja itu pulang dalam momen ulang tahun.

Bates melindungi Smith, ia malah berkilah memar tersebut disebabkan sekelompok gadis yang merundungnya saat pulang sekolah yang mengejek matanya hitam. Lalu bekas gigitan terjadi karena kecelakaan. Bates tak pernah menceritakan penderitaan dirinya kepada orang tuanya.

Margaret, ibu Bates teringat saat kunjungan ke rumah Smith, pernah menemukan lubang di lantai papannya. Smith saat itu beralasan itu disebabkan kebocoran gas. Smith diduga menahan Bates di lubang yang sama beberapa bulan kemudian.

Khawatir dengan kondisi Bates yang kerap pulang dengan memar, Margaret menghubungi polisi setempat menjelaskan kekhawatirannya. Departemen kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) pun memberikan informasi dan selebaran Bates untuk mengidentifikasi kekerasan serta menyarankan agar Bates meninggalkan rumah itu. Tapi, hal tersebut tak pernah terjadi. Polisi pun tak dapat menangkap Smith karena tak memiliki catatan kriminal maupun KDRT.

Pada 1996, orang tua Bates hanya sesekali berbicara dengan putrinya lewat telepon. Bates juga berhenti dari pekerjaannya dan datang saat acara keluarga. Orang tuanya berencana ingin menemui Bates di kediaman Smith. Tapi rencana itu diurungkan karena anggota keluarga lain memastikan Bates dalam keadaan baik. Sebulan sebelum kematiannya, keluarga hilang kontak dengan Bates.

Selama sebulan hilang kontak, ternyata Smith menyiksa Bates dengan kejam selama beberapa pekan dengan pisau, gunting kebun, garpu, beberapa gunting, dan sekop. Ia juga membakar seluruh tubuh Bates dengan menggunakan setrika panas dan air panas. Smith juga dilaporkan membenamkan kepala Bates ke dalam air.

Pada 16 April 1996, Smith pergi ke kantor polisi setempat dan memberi tahu mereka bahwa pacarnya secara tidak sengaja tenggelam di bak mandi. Saat pihak berwenang tiba, mereka menemukan darah Bates berlumuran darah di lantai dan dinding di setiap ruangan rumah. Terlepas dari banyaknya bukti penyiksaan, Smith tetap bersikukuh bahwa kematiannya terjadi karena kecelakaan dan luka-lukanya disebabkan oleh perbuatannya sendiri.

Pemeriksa mayat melaporkan Bates mengalami patah lengan dan tempurung lutut. Menurut hasil otopsi, Smith mencungkil matanya tiga minggu sebelum dia meninggal, dan Bates menderita total sekitar 150 luka. Luka-luka tersebut dianggap menyebabkan penderitaan hingga gangguan mental, menurut jaksa.

Ahli patologi yang mengautopsi menyebut luka yang dialami Bates juga merupakan cedera terburuk yang pernah dilihat korban pembunuhan. Pada persidangan pembunuhan Bates, dua wanita maju untuk bersaksi melawan Smith sebagai pelaku kekerasan.

Bates bukanlah gadis remaja pertama yang menjalin hubungan secara ilegal dengan Smith. Dia sebelumnya berkencan dengan dua wanita muda lainnya, termasuk Wendy Mottershead yang berusia 15 tahun, yang mengaku kepalanya dibenamkan ke dalam wastafel berisi air.

Lalu ada Tina Watson, yang baru berusia 20 tahun yang juga menjalin hubungan dua tahun dengan Smith. Watson menyebut saat dia hamil Smith memperlakukannya seperti "samsak tinju manusia". Smith pun diputuskan bersalah dalam persidangan.

Rekomendasi