Ketegangan dengan Israel Meningkat, Sejumlah Maskapai Batalkan Penerbangan ke Lebanon

| 29 Jul 2024 14:00
Ketegangan dengan Israel Meningkat, Sejumlah Maskapai Batalkan Penerbangan ke Lebanon
Maskapai batalkan penerbangan (instagram/mea_airliban)

ERA.id - Sejumlah maskapai penerbangan memutuskan untuk membatalkan jadwal keberangkatan dari bandara Beirut, Lebanon. Pembatalan itu menyusul ketegangan yang meningkat dengan Israel.

Berdasarkan informasi keberangkatan dan kedatangan di bandara, Minggu (28/7), pembatalan itu berlaku mulai jadwal keberangkatan pada tanggal 28 Juli malam dan seterusnya.

Informasi penerbangan di situs wab bandara menunjukkan bahwa semua penerbangan ke dan dari Beirut ke berbagai tujuan di seluruh dunia dibatalkan atau ditunda, demikian mengutip Reuters, Senin (29/7/2024).

Maskapai penerbangan nasional Lebanon, Middle East Airlines (MEA) sebelumnya mengumumkan bahwa beberapa penerbangan yang dijadwalkan berangkat dari Beirut akan ditunda hingga pagi hari tanggal 29 Juli.

MEA adalah maskapai penerbangan nasional Lebanon yang berkantor pusat di Beirut dan mengoperasikan penerbangan ke berbagai tujuan di Timur Tengah, Eropa, Afrika, dan sekitarnya.

Selain MEA, maskapai Lufthansa mengatakan telah menangguhkan sedikitnya lima rute ke dan dari Beirut oleh sejumlah maskapai penerbangan grup mereka, termasuk Swiss International Air Lines, Eurowings, dan Lufthansa. Penangguhan ini berlangsung hingga 30 Juli demi kewaspadaan atas peningkatan serangan Israel.

Turkish Airlines juga memutuskan untuk membatalkan dua penerbangan pada Minggu (28/7) malam. Kemudian, maskapai penerbangan murah yang berbasis di Turki SunExpress, anak perusahaan Turkish Airlines AJet, maskapai penerbangan Yunani Aegean Airlines, Ethiopian Air juga telah membatalkan penerbangan yang dijadwalkan mendarat di Beirut pada Senin.

Bandara Internasional Beirut-Rafic Hariri adalah satu-satunya bandara di Lebanon. Bandara ini telah menjadi sasaran perang saudara di negara itu, dan pertempuran sebelumnya dengan Israel, termasuk dalam perang terakhir antara Hezbollah dan Israel pada tahun 2006.

Sebelumnya, AS, Inggris, dan Prancis mengeluarkan peringatan keamanan bagi warga negara mereka dan menyarankan mereka untuk tidak bepergian ke Lebanon, dengan alasan potensi gangguan dalam perjalanan udara karena meningkatnya ketegangan regional.

Hizbullah dan militer Israel telah meningkatkan baku tembak lintas batas sejak perang Gaza dimulai. Konflik tersebut telah mengganggu penerbangan dan pengiriman di seluruh wilayah, termasuk selama serangan pesawat nirawak dan rudal timbal balik antara Israel dan Iran pada bulan April.

Ketegangan di wilayah tersebut meningkat setelah tentara Israel pada hari Minggu menyampaikan kepada pemerintah skenario untuk kemungkinan serangan terhadap kelompok Hizbullah di Lebanon menyusul serangan roket yang menewaskan 12 orang di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, menurut media Israel.

Sementara Israel menyalahkan Hizbullah atas serangan hari Sabtu di kota Majdal Shams. Namun kelompok tersebut membantah bertanggung jawab.

Rekomendasi