ERA.id - Pemerintah Korea Selatan mengeluarkan kebijakan yang meringankan keluarga dengan anak kecil terkait beban perumahan. Subsidi ini dikeluarkan untuk keluarga dengan anak di bawah usia dua tahun.
Komite kepresidenan Korea Selatan untuk Masyarakat Lanjut Usia dan Kebijakan Kependudukan mengatakan kebijakan tersebut diperuntukan bagi keluarga yang memiliki anak kecil di bawah dua tahun.
"Berdasarkan kebijakan baru tersebut, keluarga dengan anak di bawah usia dua tahun akan diberikan prioritas utama dalam alokasi perumahan sewa pemerintah," menurut Komite Kepresidenan untuk Masyarakat Lanjut Usia dan Kebijakan Kependudukan, dikutip Yonhap News, Senin (29/7/2024).
Selain itu, pemerintah juga akan menghapus batasan ukuran perumahan umum bagi keluarga-keluarga tersebut. Misalnya, rumah tangga dengan tiga anggota saat ini dibatasi untuk mengajukan permohonan rumah yang lebih kecil dari 50 meter persegi.
Pengumuman terbaru ini muncul setelah pemerintah meluncurkan serangkaian langkah bulan lalu untuk merevitalisasi kelahiran, termasuk pinjaman dan pemotongan pajak untuk keluarga dengan anak-anak.
Selain itu, pemerintah juga telah berjanji untuk menindak praktik tidak adil dalam industri pernikahan, seperti hukuman yang berlebihan untuk pemutusan kontrak dan penggabungan layanan yang tidak perlu.
Pengatur antimonopoli Korea Selatan berencana untuk meluncurkan penyelidikan terhadap ketentuan kontrak yang digunakan oleh bisnis pernikahan pada bulan Agustus untuk mengatasi penyimpangan ini.
Berdasarkan penelitian tersebut, pemerintah berencana untuk menetapkan pedoman kontrak standar bagi bisnis pernikahan dalam paruh pertama tahun 2025.
Langkah-langkah lain yang dibahas oleh komite untuk mendorong lebih banyak orang memiliki anak termasuk menawarkan subsidi bulanan sebesar 1,2 juta won (Rp14 juta) untuk usaha kecil dan menengah yang merekrut staf sementara untuk menggantikan karyawan yang sedang cuti orang tua, naik dari 800.000 won (Rp9,4 juta) saat ini.
"Kami berencana untuk segera melaksanakan kebijakan tindak lanjut sehingga masyarakat dapat merasakan dampaknya dalam waktu dekat," kata komite tersebut.
Korea Selatan sedang berjuang dengan tantangan demografi, karena banyak anak muda menunda atau menyerah untuk menikah atau memiliki bayi karena perlambatan ekonomi yang berkepanjangan, harga perumahan yang tinggi, dan perubahan norma sosial tentang pernikahan.
Korea Selatan sedang berjuang dengan tantangan demografi, karena banyak anak muda menunda atau menyerah untuk menikah atau memiliki bayi karena perlambatan ekonomi yang berkepanjangan, harga perumahan yang tinggi, dan perubahan norma sosial tentang pernikahan.