Kanselir Jerman Kutuk Penusukan di Acara Konser, Tolak Hidup Berdampingan dengan Teroris

| 26 Aug 2024 20:55
Kanselir Jerman Kutuk Penusukan di Acara Konser, Tolak Hidup Berdampingan dengan Teroris
Olaf Scholz (X/@Bundeskanzler)

ERA.id - Jerman akan menindak tegas aksi terorisme yang menghancurkan persatuan dan keharmonisan sosial di negara itu. Pemerintahnya tidak akan membiarkan terorisme hidup berdampingan secara damai di negara tersebut.

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengutuk serangan penusukan yang terjadi di Solingen, yang menewaskan tiga orang dan delapan lainnya terluka. Scholz secara tegas tidak akan membiarkan kelompok teror hidup damai di negara tersebut.

"Jerman tidak akan membiarkan teroris menghancurkan hidup berdampingan secara damai di negara ini. Itu adalah terorisme, terorisme terhadap kita semua, dengan mengancam nyawa kita, hidup berdampingan kita, cara kita hidup," katanya, dikutip Sky News, Senin (26/8/2024).

Lalu, kata Scholz, para terorisme itu mengancam kehidupan setiap warga negara yang berdampingan secata damai di antara orang Kristen, Yahudi, dan Muslim. Dia menekankan kembali bahwa Jerman adalah negara yang bersatu dan tidak akan membiarkan penjahat merusaknya.

"Kita semua adalah satu negara yang bersatu, dan kita tidak akan membiarkan para penjahat jahat ini menghancurkan kohesi ini, dan kita akan mengambil tindakan keras dan tegas terhadap mereka," tegas Scholz.

Aksi penusukan itu dilakukan oleh Issa Al H, seorang warga Suriah berusia 26 tahun yang diduga merupakan anggota kelompok teroris Daesh/ISIS, dan mengikuti ideologi radikal mereka. Pelaku menyerang orang secara acak selama acara pertunjukan musik di pusat kota Solingen.

Setelah menyerang dan membunuh tiga orang, Issa menyerahkan diri ke polisi pada Sabtu (24/8). Pihak berwenang mengatakan tersangka datang ke Jerman pada tahun 2022, namun dia tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan status pengungsi di negara tersebut sesuai aturan imigrasi.

Issa seharusnya dideportasi tahun lalu ke Bulgaria, negara pertama yang ia masuki di Uni Eropa.

Rekomendasi