ERA.id - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, dilaporkan mengabaikan peringatan dari stafnya untuk menyetujui dermaga terapung di lepas pantai Gaza. Imbasnya, dermaga terapung itu tidak bekerja maksimal untuk memberi bantuan ke Gaza.
Berdasarkan laporan yang diterbitkan oleh lembaga pengawas, banyak pejabat dalam badan bantuan kemanusiaan AS, USAID, khawatir soal penggunaan dermaga terapung di Gaza itu. Penggunaan dermaga itu dinilai akan mengalihkan perhatian dari upaya diplomatik.
"Banyak pejabat dalam badan bantuan kemanusiaan AS, USAID, menyuarakan kekhawatiran bahwa penggunaan dermaga sementara akan mengalihkan perhatian dari upaya diplomatik untuk mendorong Israel mencabut pembatasannya terhadap pengiriman bantuan melalui darat," kata Kantor Inspektur Jenderal USAID, dikutip Anadolu, Rabu (28/8/2024).
Dermaga terapung yang disebut dengan istilah Joint Logistic Over-the-Shore (JLOTS) itu dinilai akan mengurangi advikasi USAID untuk membuka penyeberangan darat dari Israel dan Mesri. Jalur darat itu dianggap paling efisien dalam pengiriman bantuan ke Gaza.
Biden diketahui memerintahkan pembangunan JLOTS selama pidato kenegaraanya pada Maret lalu. Pengumuman itu muncul setelah pertikaian diplomatik selama berbulan-bulan gagal meyakinkan Israel untuk melonggarkan pembatasannya terhadap pengiriman bantuan kemanusiaan di Gaza melalui penyeberangan perbatasannya dengan Gaza.
"Begitu Presiden mengeluarkan arahan, fokus Badan tersebut adalah menggunakan JLOTS seefektif mungkin," kata kantor inspektur jenderal.
Militer AS mengumumkan berakhirnya misi dermaga tersebut pada tanggal 17 Juli. Misi dermaga terapung itu dinyatakan selesai setelah serangkaian bencana yang menyebabkan dermaga tersebut berulang kali ditarik ke pelabuhan Israel untuk diperbaiki.
Berdasarkan laporan yang saat itu diterbitkan, faktor eksternal dinilai mengganggu kemampuan USAID untuk mendistribusikan bantuan ke Gaza lewat dermaga sementara. Namun Pentagon dan militer Israel menekankan faktor keamanan menjadi hal utama daripada badan tersebut mengirim bantuan ke Gaza.
"Selain itu, masalah yang berkaitan dengan operasi di lingkungan konflik diperparah oleh tantangan cuaca, keamanan, dan akses kemanusiaan yang memengaruhi seberapa banyak bantuan yang dapat masuk ke wilayah tersebut melalui koridor maritim dan dengan aman mencapai pusat distribusi mitra di Gaza," katanya.
Akibatnya, dermaga tersebut hanya berfungsi selama 20 dari 90 hari yang direncanakan untuk digunakan, kata pengawas tersebut, dengan mencatat bahwa dermaga tersebut tidak memenuhi tujuan pemerintah AS untuk menyediakan bantuan yang cukup untuk memberi makan 500.000 orang per bulan, atau 1,5 juta orang selama 3 bulan.