ERA.id - Israel mengebom sejumlah target di Lebanon dan Jalur Gaza pada hari Minggu (6/10) menjelang peringatan satu tahun serangan 7 Oktober yang memicu perang tersebut.
Serangan udara Israel menghantam pinggiran selatan Beirut pada hari Minggu (7/10) dalam pemboman paling intens di ibu kota Lebanon. Serangan tanpa henti itu dilakukan sejak Israel secara tajam meningkatkan kampanyenya terhadap kelompok Hizbullah yang didukung Iran bulan lalu.
Mengutip Reuters, bola api besar menerangi langit yang gelap dan ledakan bergema di seluruh Beirut. Militer Israel mengatakan jet tempur menyerang target di Beirut milik Markas Intelijen Hizbullah dan fasilitas penyimpanan senjata.
Selain itu, serangan tersebut juga menargetkan Hizbullah di Lebanon selatan dan daerah Beqaa.
Berdasarkan keterangan Kementerian Kesehatan Lebanon, Serangan Israel terhadap sebuah gedung di kota pegunungan Kayfoun di Lebanon tengah menewaskan enam orang dan melukai 13 orang.
"Serangan di kota terdekat Qmatiye menewaskan enam orang lagi, termasuk tiga anak-anak, dan melukai 11 orang," kata kementerian itu.
Sementara itu di Jalur Gaza, sedikitnya 26 orang tewas dan 93 lainnya luka-luka ketika serangan udara Israel menghantam sebuah masjid dan sebuah sekolah yang menampung para pengungsi pada hari Minggu.
Militer Israel mengatakan telah melakukan serangan tepat terhadap teroris Hamas.
Di sisi lain, pada Minggu malam, Israel menyatakan tiga daerah lagi di perbatasan utaranya sebagai zona militer tertutup selain lebih dari lima daerah yang ditutup minggu lalu sebagai daerah persiapan militer.
Tepat pada hari ini, 7 Oktober, militan pimpinan Hamas meluncurkan roket ke Israel dari Gaza sebagai titik awal perang terjadi. Serangan Hamas hari itu menewaskan 1.200 orang dan lebih dari 250 orang disandera, menurut angka-angka Israel.
Israel lantas membalas serangan itu dengan mengancurkan Jalur Gaza. Serangan yang dilakukan Israel menewaskan hampir 42.000 orang, menurut otoritas kesehatan Palestina.
Sejak saat itu, Israel melakukan genosida terhadap rakyat Palestina dengan memutus rantai pasokan makanan, listrik, air, hingga menyebabkan rumah sakit tidak bisa beroperasi.