Otoritas Urusan Agama Malaysia Tuduh Konglomerat Jalankan Perbudakan di GISB

| 15 Nov 2024 15:00
Otoritas Urusan Agama Malaysia Tuduh Konglomerat Jalankan Perbudakan di GISB
GISB (Dok. Istimewa)

ERA.id - Otoritas urusan agama Malaysia menuduh seorang konglomerat yang sedang diselidiki dalam kasus Global Ikhwan Services and Business (GISB) melakukan perbudakan.

Seorang pejabat di Dewan Nasional Urusan Agama Islam Nooh Gadot, mengatakan unsur-unsur perbudakan yang diajarkan dalam GISB ini dinilai menyimpang. Ia pun mendesak agar umat Islam menjauhi kelompok tersebut.

"GISB menganut model ekonomi yang mengandung unsur perbudakan, di mana kebutuhan para pengikutnya ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan dan sebagai gantinya, mereka dituntut untuk mengabdi secara sukarela tanpa upah," kata Nooh, dikutip AFP, Jumat (15/11/2024).

Selain itu, Nooh mengatakan kelompok itu juga menyebarkan kepercayaan bahwa air yang digunakan untuk mencuci rambut, jenggot, atau bagian tubuh pemimpin mereka dapat mendatangkan berkah.

"Siapa pun yang menganut, meyakini, mengajarkan, menyebarkan, mengamalkan, atau menjadi pengikut ajaran dan kepercayaan itu harus bertaubat," tegas Nooh.

Bukan hanya itu saja, Nooh juga meminta lembaga pemerintah di tingkat federal untuk membantu proses rehabilitasi para pengikut GISB.

GISB telah lama menjadi kontroversi karena hubungannya dengan sekte Al-Arqam, yang telah dilarang di Malaysia sejak 1994 karena ajarannya yang menyimpang dan kegiatannya yang seperti aliran sesat.

Polisi pada bulan September menggerebek panti asuhan yang dikelola oleh GISB, menyelamatkan lebih dari 600 anak, beberapa di antaranya ditemukan telah dilecehkan. Mereka juga menangkap 415 orang, termasuk kepala eksekutif GISB, istrinya, dan tokoh senior perusahaan.

Pada tahun 2011, GISB mendirikan "Klub Istri yang Taat", yang mengajak para perempuan untuk menjadi 'pelacur di ranjang' untuk mencegah perselingkuhan oleh suami mereka.

Menyusul serangkaian penggerebekan pada bulan September di panti jompo yang dikelola oleh GISB di Selangor dan negara bagian tetangga Negeri Sembilan, kepala polisi Malaysia Razarudin Husain mengatakan bahwa sedikitnya 13 anak mengalami pelecehan seksual setelah pemeriksaan medis.

Kepala eksekutif perusahaan Nasiruddin Ali didakwa pada 23 Oktober bersama istrinya Azura Yusof dan 20 pemimpin senior karena menjadi anggota kelompok kejahatan terorganisasi. Beberapa orang lainnya telah didakwa dengan intimidasi kriminal dan pelecehan anak.

Polisi juga telah menyelidiki GISB atas pencucian uang, ajaran menyimpang, dan indoktrinasi ekstremis menyusul laporan bahwa anak-anak yang diselamatkan diperlihatkan video bertema militan.

GISB mengelola jaringan supermarket, restoran, dan agen perjalanan yang melayani pelanggan Muslim di Malaysia dan lebih dari selusin negara lain, tetapi penggerebekan tersebut telah melumpuhkan bisnis mereka.

Rekomendasi