ERA.id - Otoritas Malaysia akan memanggil mantan anggota dan pengikut Global Ikhwan Services and Business Holdings (GISB) guna membantu penyelidikan. Pemanggilan ini terkait kasus pelecehan anak di panti asuhan yang dikelola oleh GISB.
Menteri Urusan Agama, Mohd Na'im Mokhtar, mengungkap bahwa sejumlah mantan anggota dan pengikut GISB akan dipanggil untuk membantu komite khsusu menyelesaikan penyelidikan. Mereka akan dimintai keterangan soal perusahaan tersebut yang diduga memberi doktrin negatif.
"Kami akan memanggil mantan anggota dan pengikut GISB untuk mendapatkan informasi faktual. Komite yang saya pimpin akan menyelesaikan dan memfinalisasi laporan yang berkaitan dengan tuduhan yang dibuat terhadap GISB," katanya, dilansir The Star, Selasa (17/9/2024).
Laporan tersebut, kata Na'im, akan diserahkan kepada Dewan Nasional Urusan Agama Islam (MKI) untuk dipertimbangkan.
"Apakah doktrin GISB sesat atau tidak, kami serahkan kepada MKI untuk mempertimbangkannya," tegasnya.
Terkait perempuan dan anak-anak yang diselamatkan dalam serangkaian penggerebekan yang dijuluki Ops Global dan rumah-rumah amal yang terkait dengan GISB, menteri tersebut mengatakan pemerintah akan memastikan bahwa kesejahteraan dan pendidikan mereka diperhatikan.
Pekan lalu, polisi menggerebek 20 panti asuhan yang dikelola GISB di Selangor dan Negri Sembilan. Penggerebekan itu terkait tuduhan eksploitasi anak-anak dan pelecehan seksual yang dilakukan oleh pengajar dan pengasuh.
Sedikitnya 402 anak yang terdiri dari 201 laki-laki dan 201 perempuan berusia antara satu dan 17 tahun diselamatkan dalam penggerebekan polisi di 20 panti asuhan.
Inspektur Jenderal Polisi Razarudin Husain mengatakan bahwa 171 orang, termasuk instruktur, wali asrama dan kepala pusat pendidikan, juga ditangkap.