ERA.id - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa pertukaran tahanan dan sandera bisa dilakukan dalam beberapa hari ke depan. Pertukaran itu bahkan bisa lebih cepat dari yang diperkirakan.
"Ini hanya masalah hari atau jam. Kami menunggu tanggapan Hamas, dan kemudian kami dapat segera memulai," kata Netanyahu, dikutip Anadolu, Rabu (15/1/2025).
Netanyahu yang berbicara di hadapan keluarga tawanan Israel yang ditahan di Gaza juga mengaku siap untuk melakukan gencatan senjata jangka panjang. Namun dia menekankan hal itu harus diiringi dengan pembebasan semua sandera tanpa syarat.
Kesepakatan gencatan senjata sebelumnya berulang kali gagal dengan beberapa pertimbangan yang tidak disepakati oleh kedua pihak. Namun kali ini, Netanyahu justru menanti keputusan Hamas soal kesepakatan tersebut.
Di sisi lain, kesepakatan gencatan senjata babak akhir ini juga akan terwujud menjelang pergantian presiden AS dibawah kepemimpinan Donald Trump. Trump berulang kali memberi peringatan keras soal kemungkinan adanya 'neraka' bila para sandera tidak dibebaskan.
Dalam kesempatan itu, Netanyahu juga mengeluarkan peringatan tentang pelanggaran gencatan senjata yang akan direspons lebih keras dan kejam dengan melakukan serangan yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Menurut laporan Channel 12, Netanyahu dijadwalkan untuk menagdakan konsultasi keamanan mendesak pada Selasa (14/1) malam untuk membahas kesepakatan yang tertunda.
Kemajuan soal gencatan senjata ini didapatkan setelah utusan AS Brett McGurk bertemu dengan Netanyahu selama akhir pekan.
Qatar, yang berperan sebagai mediator menyatakan negosiasi gencatan senjata sudah dalam tahap akhir dan segera mengumumkan hasil perundingan tersebut.