ERA.id - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mulai pesimis soal gencatan senjata di Jalur Gaza. Ia tidak percaya diri gencatan senjata yang telah disepakati Hamas dan Israel bisa bertahan lama.
Keraguan itu disampaikan oleh Trump sehari sebelum bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih, Senin (3/2/2025). Trump secara gamblang mengatakan bahwa tidak ada jaminan perdamaian di Gaza bisa terwujud.
"Saya telah melihat orang-orang dianiaya. Tidak seorang pun pernah melihat hal seperti itu. Tidak, saya tidak memiliki jaminan bahwa perdamaian akan terwujud," kata Trump, dikutip Anadolu, Selasa (4/2/2025).
Trump dijadwalkan bertemu Netanyahu pada Selasa (4/2) waktu setempat, yang menjadi kunjungan resmi pertama pemimpin negara asing ke Gedung Putih sejak ia menjabat bulan lalu.
Media Israel sebelumnya malaporkan bahwa Netanyahu batal mengirimkan tim perundingan ke Qatar untuk membahas fase kedua perjanjian gencatan senjata di Gaza. Pertemuan itu dikatakan Netanyahu tidak akan terjadi sebelum ia bertemu dengan Trump.
Tahap pertama perjanjian yang sedang berlangsung mencakup gencatan senjata selama enam pekan, di mana gelombang tahanan dibebaskan oleh Israel dan Hamas saat Israel menarik pasukannya keluar dari daerah berpenduduk di Gaza.
Berdasarkan ketentuan gencatan senjata, tahap pertama dapat diperpanjang selama para pihak melanjutkan negosiasi mereka untuk mencapai tahap kedua dari kesepakatan tersebut. Ketentuan tersebut mencakup pembebasan sandera lebih lanjut, termasuk tentara Israel laki-laki.
Semua pasukan Israel yang tersisa diharapkan akan mundur dari Gaza selama tahap kedua, dan gencatan senjata sementara akan menjadi permanen.
Ketika ditanya apakah ia akan mendukung aneksasi Israel atas Tepi Barat yang diduduki, Trump mengatakan sedang mempertimbangkan usulan tersebut.
"Baiklah, saya tidak akan membicarakan hal itu. Negara ini memang kecil dalam hal wilayah," ujarnya.
"Sebenarnya, wilayah ini cukup kecil, dan sungguh menakjubkan bahwa mereka mampu melakukan apa yang telah mereka lakukan. Jika Anda memikirkannya, mereka memiliki banyak kekuatan otak yang cerdas, tetapi wilayah ini sangat kecil, tidak perlu diragukan lagi," tutupnya.