Hadiah Jet Mewah Buat Trump Jadi Polemik, PM Qatar Ngaku Heran: Itu Transaksi Antarpemerintah

| 15 May 2025 11:30
Hadiah Jet Mewah Buat Trump Jadi Polemik, PM Qatar Ngaku Heran: Itu Transaksi Antarpemerintah
Qatar hadiahi Trump jet (X/TamimBinHamad)

ERA.id - Perdana Menteri Qatar menanggapi sentimen negatif publik soal jet mewah yang diberikan kepada Presiden AS Donald Trump. Jet mewah itu disebut tidak diberikan sebagai hadiah pribadi.

Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani mengaku terkejut dengan respons besar setelah Qatar memberi hadiah jet mewah untuk Trump. Ia menyebut jet mewah itu sebagai transaksi antarpemerintah.

"Itu adalah transaksi antarpemerintah. Itu tidak ada hubungannya dengan personel, baik di pihak AS atau pihak Qatar, itu adalah Kementerian Pertahanan dan Departemen Pertahanan," katanya, dikutip CNN, Kamis (15/5/2025).

Jet mewah itu diketahui diterima oleh Trump saat ia melakukan kunjungan ke Timur Tengah, termasuk singgah di Qatar beberapa waktu lalu. Sejak saat itu, laporan pers mengungkapkan bahwa ia mempertimbangkan untuk menggunakan jet itu sebagai Air Force One dan berpotensi akan terus menggunakannya setelah meninggalkan jabatan.

Terkait tuduhan Qatar sengaja memberi hadiah jet mewah untuk memengaruhi Trump, Perdana Menteri Qatar itu menepisnya dengan tegas. Ia mengatakan bahwa Qatar justru berusaha membantu menyelesaikan masalah sekutunya di AS.

"Qatar selalu menjadi mitra yang dapat diandalkan bagi AS, selalu siap membantu dan mendukung AS, karena kami percaya bahwa persahabatan ini harus saling menguntungkan bagi kedua negara, tidak bisa menjadi hubungan satu arah," kata Sheikh Mohammed. 

Ia menambahkan bahwa bagaimanapun juga, tawaran tersebut "masih dalam peninjauan hukum". 

Trump telah berulang kali mengeluhkan penundaan dan pembengkakan biaya dalam kontrak raksasa kedirgantaraan Boeing untuk menyediakan dua jet Air Force One baru guna menggantikan model lama yang ada saat ini.

Sebelumnya, Trump menanggapi soal pemberian jet mewah dari Qatar. Secara tegas ia menganggap bahwa tindakannya akan sangat bodoh bila tidak menerima hadiah tersebut.

Namun, rencana tersebut telah menimbulkan pertanyaan etika yang besar, karena Konstitusi AS melarang pejabat pemerintah menerima hadiah dari Raja, Pangeran, atau negara asing mana pun.

Hal ini juga menimbulkan kekhawatiran keamanan mendalam terkait penggunaan pesawat yang disumbangkan oleh kekuatan asing untuk digunakan sebagai Air Force One yang sangat sensitif. Jet tersebut dirancang untuk berfungsi sebagai pusat komando bergerak bagi presiden jika terjadi serangan terhadap Amerika.

Rekomendasi