ERA.id - Mantan Perdana Menteri Han Duck Soo dan mantan Wakil Perdana Menteri Choi Sang Mok dilarang meninggalkan Korea Selatan usai ditetapkan sebagai tersangka. Keduanya menjadi tersangka dalam kasus pemberontakan darurat militer.
Unit investigasi khusus polisi yang menangani kasus itu memanggil Han, Choi, dan mantan Menteri Dalam Negeri Lee Sang-min pada hari Senin (26/5). Ketiganya dipanggil untuk diinterogasi selama sekitar 10 jam tentang dugaan keterlibatan mereka dalam deklarasi darurat militer Yoon pada tanggal 3 Desember tahun lalu.
Menurut laporan Yonhap News, surat larangan untuk Han dan Choi itu sudah diterbitkan sejak pertengahan bulan Mei.
"Lee dijatuhi larangan keluar pada awal Desember," kata pernyataan seorang pejabat.
Selama pemeriksaan, ketiganya ditanyai soal kemungkinan membuat pernyataan palsu tentang proses penerimaan dokumen terkait darurat militer selama rapat Kabinet yang diadakan Yoon pada malam tanggal 3 Desember.
Pemeriksaan itu dilakukan lantaran polisi sudah menyelesaikan analisis rekaman pengawas ruang rapat Kabinet dan lorong kantor kepresidenan.
Namun Han membantah tuduhan tersebut. Ia mengatakan saat itu bahwa dirinya baru menyadari telah membawa dokumen deklarasi darurat militer di saku belakang jasnya setelah dekrit itu dibatalkan lewat pemungutan suara Majelis.
Sementara Choi, yang diduga telah menerima memo dari Yoon yang memerintahkan anggaran untuk badan legislatif darurat selama rapat Kabinet mengatakan bahwa seseorang telah memberinya "catatan terlipat". Tetapi saat itu ia terlalu kewalahan untuk membacanya.
Lebih lanjut, polisi juga memeriksa Lee atas tuduhan bahwa Yoon telah memerintahkannya untuk memutus aliran listrik dan pasokan air di outlet media lokal utama, meskipun ia bersaksi sebelumnya bahwa Yoon tidak memberikan perintah tersebut.