ERA.id - Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India mengungkap fakta terbaru kecelakaan Air India beberapa waktu lalu. Dari temuan tersebut terungkap aliran bahan bakar ke mesin jet terputus sesaat sebelum kecelakaan.
Dalam laporan setebal 15 halaman, biro investigasi tersebut menyatakan bahwa setelah pesawat mencapai kecepatan tertinggi tercatat saklar pemutus bahan bakar Mesin 1 dan Mesin 2 beralih dari posisi RUN ke posisi CUTOFF satu per satu dengan selisih Waktu 0,1 detik.
"Dalam rekaman suara kokpit, salah satu pilot terdengar bertanya kepada pilot lainnya mengapa ia melakukan cutoff. Pilot lainnya menjawab ia tidak melakukannya," kata biro tersebut, dikutip CNA, Sabtu (12/7/2025).
Laporan itu juga menyebutkan setelah aliran bahan bakar itu terputus, pesawat langsung kehilangan ketinggian. Saklar kemudian kembali ke posisi RUN dan mesin mulai menyala. Namun salah satu pilot mengirimkan 'MAYDAY MAYDAY MAYDAY'.
Kemudian pengatur lalu lintas udara bertanya kepada pilot tentang apa yang terjadi. Tetapi kemudian pesawat itu jatuh tak lama setelah lepas landas.
Pakar keselamatan penerbangan AS, John Cox, mengatakan seorang pilot tidak akan mungkin secara tidak sengaja menggerakkan sakelar bahan bakar yang memasok daya ke mesin.
"Anda tidak dapat membenturkannya dan mereka bergerak," katanya.
Mengubah posisi ke cutoff hampir seketika mematikan mesin. Alat ini paling sering digunakan untuk mematikan mesin setelah pesawat tiba di gerbang bandara dan dalam situasi darurat tertentu, seperti kebakaran mesin.
Laporan tersebut tidak menunjukkan adanya keadaan darurat yang memerlukan penghentian mesin.
Biro tersebut mengatakan investigasi masih berlangsung, dan bahwa bukti serta informasi tambahan telah dicari dari para pemangku kepentingan.
Dua kotak hitam pesawat, keduanya merupakan gabungan perekam suara kokpit dan perekam data penerbangan, ditemukan beberapa hari setelah kecelakaan dan kemudian diunduh di India.
Kotak hitam menyediakan data krusial seperti ketinggian, kecepatan udara, dan percakapan terakhir pilot, yang membantu mempersempit kemungkinan penyebab kecelakaan.
Diketahui pesawat itu membawa 230 penumpang yang terdiri dari 169 warga India, 53 warga Inggris, tujuh warga Portugal, dan seorang warga Kanada—bersama 12 awak pesawat.
Insiden itu hanya menyelamatkan satu orang penumpang yang merupakan warga negara Inggris. Sedangkan orang di darat juga turut menjadi korban.