ERA.id - Fabrica de Explosivos Moçambique (FEM), perusahaan produsen bahan peledak di Mozambik, mengakui menjadi pemesan amonium nitrat yang terbengkalai di Pelabuhan Beirut selama hampir 7 tahun, seperti dilaporkan oleh CNN, Sabtu (8/8/2020).
Amonium nitrat seberat 2.750 ton metrik itu sedianya akan dipakai sebagai bahan peledak di sejumlah lokasi pertambangan di Mozambik, kata juru bicara FEM.
"Kami konfirmasi. Ya, kami yang memesannya," kata juru bicara FEM tersebut kepada CNN.
Material amonium nitrat tersebut tidak pernah sampai ke Mozambik. Malahan, bahan berdaya ledak tinggi itu disimpan dalam sebuah kontainer di Pelabuhan Beirut, yang lantas menimbulkan ledakan dahsyat, Selasa (4/8/2020).
Ledakan katastrofik tersebut meluluh-lantakkan ibukota Lebanon, Beirut, dan menewaskan 154 orang, menurut data Kementerian Kesehatan Lebanon per Jumat ini.
Aerial footage shows devastating aftermath of deadly Beirut blast from above.
Some 300,000 people — more than 12% of the Lebanese capital's population — are unable to return to their homes because of the explosion. https://t.co/ztkoW60SAF pic.twitter.com/CxkxR4vkjK
— ABC News (@ABC) August 7, 2020
FEM mengatakan bahwa kargo di Beirut adalah satu-satunya yang tak pernah sampai ke Mozambik. Juru bicara FEM tersebut, yang telah bekerja di perusahaan itu sejak 2008, mengaku tak pernah mengalami suatu pengiriman kargo yang hilang.
Pengiriman amonium nitrat tersebut dimulai pada September 2013 dari Georgia. Material itu dikirim menggunakan kapal Rusia, MV Rhosus, yang lantas bersandar di Pelabuhan Beirut karena permasalahan finansial.
FEM mengakui bahwa perusahaan pengiriman telah memberitahu bahwa kargo amonium nitrat tidak akan sampai ke Mozambik.
"Ada masalah dengan kapal. Pesanan Anda tidak akan sampai," kata juru bicara FEM memaparkan notifikasi dari perusahaan pengiriman terkait.
"Kami tak pernah membayar kargo tersebut. Kami tak pernah menerima barangnya."
Aerial footage shows devastating aftermath of deadly Beirut blast from above.
Some 300,000 people — more than 12% of the Lebanese capital's population — are unable to return to their homes because of the explosion. https://t.co/ztkoW60SAF pic.twitter.com/CxkxR4vkjK
— ABC News (@ABC) August 7, 2020
FEM juga segera memesan amonium nitrat sebagai pengganti, dan kargo tersebut telah sampai di Mozambik.
Meski perusahaan tersebut mengetahui bahwa kargo amonium nitrat yang terbengkalai telah disimpan di Beirut, mereka mengaku bahwa urusan itu "di luar kendali [kami]."
Koleganya di FEM juga "terkejut" mengetahui bahwa 2.750 ton metrik amonium nitrat disimpan tanpa alasan yang jelas.
"Material ini sangat berbahaya, dan Anda perlu memindahkannya dengan standar transportasi yang sangat ketat."
FEM baru mengetahui sangkut paut mereka atas ledakan Beirut saat sebuah koran menyebut kargo amonium nitrat yang meledak sebenarnya adalah kiriman untuk negara Mozambik.
"Dampaknya kehancurannya sangat masif. Dan kami sangat sedih melihat apa yang terjadi di Beirut," kata juru bicara FEM. "Dan sayangnya, kami melihat nama kami tercantum di situ, meskipun kami tak punya peran dalam kejadian tersebut."