ERA.id - Kin Jong-un, pemimpin Korea Utara, melimpahkan otoritas "tata negara" kepada adik perempuannya, Kim Yo-jong, seperti dipaparkan komite intelijen Korea Selatan, Jumat (21/8/2020).
Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan, berbicara di depan anggota parlemen negara tersebut, yakin langkah ini menjadi bukti bahwa Yo-jong telah menjadi "wakil pemimpin de-facto" di Korea Utara. Namun, ini bukan berarti bahwa otoritas tertinggi sudah beringsut dari tangan Kim Jong-un, yang diketahui masih memegang "kendali absolut" atas negara tersebut.
Kim Yo-jong bukan satu-satunya yang dilimpahi lebih banyak porsi kekuasaan, kata NIS. Sejumlah petinggi Partai Buruh dan pejabat di Korea Utara juga dibagikan tugas-tugas baru, memperkuat dugaan bahwa pemimpin tertinggi Korea Utara sedang berada dalam kondisi kesehatan yang kurang baik.
Kim Jong-un telah berkuasa selama 9 tahun. Saat ini ia mengalami banyak tekanan karena sejumlah krisis yang dialami negaranya selama musim panas ini. Pandemi virus korona sempat memaksa Jong-un untuk menerapkan karantina wilayah. Hal ini terjadi bersamaan dengan banjir bandang di sejumlah desa selama pekan pertama bulan Agustus lalu.
Flooding in North Korea killed at least 22 people, and the floodwaters approached Yongbyon nuclear complex, calling into question the vulnerability of the reactors. Kim Jong-Un rejected outside help with mangaging the floods, citing coronavirus.
More: https://t.co/lYVXoTkiVY pic.twitter.com/Q44l3Vg0WX
— Missile Defense Advocacy Alliance (@MissileDefAdv) August 14, 2020
Agen berita nasoinal Korea Utara KCNA pada Kamis lalu melaporkan bahwa Jong-un bakal mengadakan pertemuan dengan pejabat senior partainya. Media tersebut menunjuk pada situasi ekonomi yang sedang stagnan dan "situasi internal dan eksternal yang buruk, serta berbagai tantangan yang tak terduga."
NIS menekankan bahwa keputusan Jong-Un mendelegasikan sejumlah tugas tidaklah terkait dengan isu kesehatan, suksesi, maupun kendornya kekuasaan sang pemimpin Korea Utara.
Kim Yo-jong selama bertahun-tahun terakhir makin dipandang sebagai kolega terdekat dari Jong-un. Media nasional Korea Utara kerap membingkai persona Yo-jong sebagai arsitek aksi peledakan gedung di Kaesong, (16/6/2020), yang sedianya akan dipakai sebagai tempat dialog antara Korea utara dan Korea Selatan.