ERA.id - Sebuah bangkai babi ditemukan telah terinfeksi virus flu babi afrika di Bradenburg, dekat perbatasan Jerman dan Polandia. Hal ini memicu kekhawatiran meluasnya wabah flu babi di seantero Eropa dan bahkan "memusnahkan" seluruh populasi babi liar di beberapa negara.
Konfirmasi terinfeksinya sebuah bangkai babi liar oleh virus flu babi afrika dikonfirmasi oleh Menteri Pertanian Jerman Julia Kloeckner pada Kamis (10/9/2020). Pengujian sampel bangkai babi liar tersebut dilakukan oleh laboratorium Friedrich-Loeffier-Institut, seperti dilansir Metro.
Flu babi sendiri tidak berbahaya bagi manusia, namun, bisa berakibat fatal bagi populasi babi, entah yang berkembang secara liar atau yang diternakkan. Pemusnahan biasanya dilakukan pada kawanan babi, tanpa terkecuali, yang berkontak dengan babi yang terinfeksi flu babi afrika. Tak mengherankan, wabah virus ini pernah menghabisi 50 persen populasi babi domestik di China.
Saat ini muncul kekhawatiran bahwa virus flu babi akan merebak di seantero Eropa.
Jerman, seperti dikabarkan Metro, telah memasang pagar listrik di perbatasan Jerman-Polandia setelah jumlah kasus infeksi flu babi merebak dalam kurun waktu dua bulan terakhir. Kasus flu babi juga dikabarkan meningkat di 10 negara eropa lainnya.
Sementara itu, pakar peternakan di Inggris mewanti-wanti bahwa Inggris, meskipun terpisah oleh lautan dari daratan Eropa, tetap punya celah dimasuki virus flu babi melalui bandara dan pelabuhan. Zoe Davies, kepala National Pig Association di Inggris, mengatakan bahwa munculnya wabah flu babi afrika bisa mengulang krisis industri pertanian di Inggris seperti yang terjadi pada tahun 2001.
"Wabah (flu babi) bakal membinasakan pasar kita, dan tak diragukan lagi bahwa itu akan menimbulkan dampak yang signifikan. Penyakit ini sangat mengerikan, dan kita tak ingin melihat babi-babi kita menderita," kata dia, seperti dilansir Metro.
Dalam sejarah wabah flu babi afrika, diperkirakan ada jutaan babi yang tewas atau harus dimusnahkan di China dan negara Asia lainnya. China kini juga bergantung pada ekspor daging babi dari Jerman, yang mengekspor 158.000 ton daging babi, senilai Rp7,49 triliun, ke negara tersebut dari Januari hingga April 2020.
Saat ini belum diketahui bagaimana China akan merespon munculnya infeksi virus flu babi di Jerman tersebut.
Awal tahun ini para pakar sudah memperingatkan akan adanya wabah flu babi afrika, penyakit yang membunuh hampir 100 persen babi yang ia infeksi. Pada bulan Mei ini saja, jumlah kematian hewan akibat flu babi telah hampir mencapai 100.000 ekor.