ERA.id - 156 negara setuju untuk mengutamakan pembagian stok pertama vaksin COVID-19 secara merata, yaitu memenuhi 3 persen dari jumlah populasi tiap negara, yang kemudian bisa dialokasikan untuk tenaga kesehatan, pekerja di garda depan, dan kelompok rentan lainnya.
Koalisi monumental ini tercantum dalam program Covax yang dipimpin oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) bersama organisasi lainnya, yaitu Gavi, the Vaccine Alliance, dan the Coalition for Epidemic Preparedness and Innovations (CEPI).
Sejauh ini ada 64 negara maju yang telah bergabung dalam koalisi Covax. Sebanyak 38 negara lainnya dipastikan akan bergabung di waktu yang akan datang, seperti dilansir oleh The Guardian.
Covax sendiri menarget bakal menyebarkan 2 miliar dosis vaksin COVID-19 yang aman dan efektif ke seluruh dunia sampai akhir tahun 2021. Angka sebaran vaksin pun direncanakan akan meningkat dari 3 persen per populasi, menjadi 20 persen.
Langkah ini sejalan dengan masifnya investasi, mencapai 1,4 miliar dolar AS (Rp20,72 triliun), yang telah dicurahkan oleh pabrik obat dan sejumlah organisasi untuk menemukan vaksin COVID-19 yang manjur.
Saat memaparkan program Covax secara resmi di Jenewa, Senin (21/9/2020), Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus melihat koalisi Covax bisa menghasilkan dampak yang besar.
"[Ini] akan membantu mengontrol pandemi dan memastikan bahwa perlombaan untuk menemukan vaksin adalah suatu kolaborasi, bukan suatu kontes," kata Tedros.
Ia juga mengatakan bahwa tujuan dari Covax adalah bahwa, alih-alih hanya di negara kaya saja, semua negara di dunia akan menerima vaksin korona ini.