Buatkan 'Surat Resign' untuk PM Thailand, Demonstran: Silakan Isi dalam Waktu 3 Hari

| 23 Oct 2020 16:30
Buatkan 'Surat Resign' untuk PM Thailand, Demonstran: Silakan Isi dalam Waktu 3 Hari
Seorang demonstran pro-demokrasi merespon satuan polisi yang menjaga aksi unjuk rasa di Bangkok, Thailand. (Foto: James Longman/Twitter)

ERA.id - Demonstran Thailand membuatkan untuk Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha surat pengunduran diri yang harus ia isi paling lambat Sabtu ini, seperti diberitakan CNN.

Tak mempedulikan masa darurat dan larangan berkumpul di ruang publik, ribuan massa demonstran melakukan unjuk rasa di Bangkok, Thailand, Rabu (21/10/2020).

Satu orang wakil dari pengunjuk rasa pro-demokrasi dikabarkan memberikan contoh surat pengunduran diri kepada kepala kepolisian metropolitan Bangkok dan wakil pemerintah Thailand. Di bagian bawah surat tersebut terdapat kolom yang harus ditandatangani oleh sang Perdana Menteri.

"Prayut harus mengundurkan diri dalam waktu tiga hari, atau dia akan ditemui oleh massa aksi lagi," kata seorang pemimpin unjuk rasa yang dikutip CNN.

Para pengunjuk rasa menyatakan akan menghentikan demonstrasi selama tiga hari agar pemerintah bisa mempertimbangkan respon mereka.

PM Prayut telah menyatakan bahwa ia tidak akan mengundurkan diri.

Kelompok demonstran Thailand juga mendesak pembebasan sejumlah pengunjuk rasa. Polisi Thailand mengatakan ada 77 orang yang mereka tangkap dari kelompok demonstran di Bangkok sejak 13 Oktober lalu. Sementara itu, kelompok Thai Lawyers for Human Rights memperkirakan ada 87 orang yang ditangkap di seluruh Thailand, 81 orang di antaranya telah mendapat putusan pengadilan.

Tuduhan pada para protestan terentang dari jenis pidana ringan hingga serius seperti upaya penghasutan keributan, yang bisa berakibat hukuman penjara maksimal 7 tahun.

Pekan lalu, dua aktivis ditangkap dengan tuduhan hendak melakukan kekerasan terhadap iring-iringan kendaraan Ratu Thailand. Keduanya diancam hukuman seumur hidup.

Pada Kamis (22/10/2020) lalu, PM Prayut mengumumkan menghentikan masa darurat nasional, seperti dilaporkan koran Royal Gazette. Hal ini terjadi setelah sebelumnya PM Prayut menyatakan akan mengupayakan 'de-eskalasi' tensi politik di Thailand.

Senin nanti, parlemen Thailand akan melakukan pertemuan luar biasa di tengah masa reses. Sesi pertemuan parlemen akan dijalankan untuk mendebat respon pemerintah dalam krisis politik di Thailand.

Tags : thailand
Rekomendasi