Sadis! Suami Pukuli Istri Hingga Tewas di Pinggir Jalanan China

| 02 Nov 2020 18:12
Sadis! Suami Pukuli Istri Hingga Tewas di Pinggir Jalanan China
Ilustrasi: kekerasan terhadap perempuan (Flickr/Gabriel Benois)

ERA.id - Sebuah rekaman video dan gambar yang beredar luas di media sosial menunjukkan seorang pria di China memukuli istrinya hingga tewas, sementara para pejalan kaki tampak hanya melihat kejadian itu dari jauh.

Seperti diberitakan Reuters, viralnya video itu kemudian diangkat di media China, Minggu (1/11/2020) dan menjadi perhatian masyarakat setempat.

Media di China menyampaikan bahwa aksi kekerasan itu dipicu insiden tertabraknya sebuah kendaraan oleh skuter listrik yang dikendarai kedua pasangan suami istri tersebut. Polisi menyatakan bahwa istri yang dipukuli akhirnya tewas pada Sabtu pagi. Peristiwa itu terjadi di Kota Shuozhou, China.

"Tersangka saat ini telah ditahan pihak keamanan, dan kasus ini sedang dalam penyelidikan," kata polisi.

Di rekaman video, tampak sejumlah pesepeda, pengendara motor dan pejalan kaki, termasuk anak-anak, menjadi saksi mata atas kejadian itu.

Peristiwa ini mengundang puluhan ribu komentar via media sosial. Kebanyakan dari komentar itu mengkritisi pasifnya para saksi mata dan kuatnya sikap dalam masyarakat China yang menganggap wajar insiden kekerasan dalam rumah tangga.

China sendiri baru menerapkan hukuman terhadap kekerasan dalam rumah tangga pada tahun 2015. Sebelum hukum itu disetujui, seperti diungkapkan All-China Women's Federation, kira-kira satu dari empat wanita China mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Pemerintah China pun menerima 40.000 hingga 50.000 komplain serupa tiap tahunnya.

Hal ini mengingatkan publik pada peristiwa di tahun 2011 ketika sebuah video menunjukkan puluhan saksi mata membiarkan seorang balita ditabrak kendaraan hingga dua kali.

Sejumlah pengguna media sosial menengarai sikap dalam masyarakat China itu disebabkan norma dalam masyarakat setempat bahwa orang yang membantu seorang korban kecelakaan atau kekerasan nantinya harus ikut menanggung beban biaya perawatan di rumah sakit. Hal ini membuat banyak orang memilih tidak bersikap ketika insiden kecelakaan atau kekerasan terjadi di depan mata mereka.

Baru pada tahun 2017 China menyetujui sebuah aturan yang diberi nama "Orang Samaria yang Baik Hati". Dalam aturan itu, pemerintah membebaskan seorang penolong dari keharusan menanggung beban perawatan korban kecelakaan atau kekerasan.

Tags : china kdrt
Rekomendasi