ERA.id - Donald Trump masih belum mau menerima hasil pemilihan presiden AMerika Serikat alias mengakui kemenangan Joe Biden, seperti disampaikan tim kampanyenya pada Senin (9/11/2020).
"Kata itu (conceding, mengakui kekalahan) bahkan tak ada dalam kamus kami saat ini," kata Jason Miller, penasihat senior dalam tim kampanye Trump, kepada Fox Business.
Tim kampanye Trump telah mengajukan sejumlah gugatan guna memperkuat sangkaan mereka bahwa pemilu AS diwarnai banyak kecurangan. Namun, mereka sejauh ini belum menunjukkan bukti apa-apa. Penyelenggara pemilu di beberapa negara bagian mengatakan tak mendapati kecurangan yang dituduhkan Trump.
Joe Biden sendiri telah melampaui batas minimum 270 suara elektoral pada Sabtu lalu, sehingga secara sah terpilih untuk menghuni Gedung Putih selama empat tahun ke depan. Biden juga unggul 4,3 juta suara dibandingkan Trump.
Trump menjadi presiden yang hanya menjabat satu periode saja di AS selama 28 tahun terakhir.
Di Amerika Serikat sendiri terdapat tradisi bahwa kandidat yang kalah akan menelepon dan memberi ucapan selamat kepada kandidat yang menang, lalu memberikan pidato pengakuan kekalahan guna menyatukan kembali masyarakat AS yang telah saling beradu argumen selama berbulan-bulan. Namun, alih-alih menunjukkan itikad bakal mengakui kekalahan, Trump justru melontarkan kebohongan bahwa justru dialah yang sah menjadi pemenang. Ia juga menyatakan akan berjuang melalui jalur pengadilan untuk membuktikan hal tersebut.
Jason Miller, masih dalam wawancaranya di Fox Business, mengatakan bahwa timnya akan mengejar proses hitung ulang di Georgia dan Arizona, serta akan mengajukan gugatan hasil pilpres di Michigan dan Wisconsin. Ia juga mengaku punya bukti yang kuat untuk menggugat hasil pilpres di Pennsylvania.
Namun, sejauh ini upaya tim kampanye Trump di pengadilan bertepuk sebelah tangan. Di sejumlah negara bagian, majelis hakim menolak gugatan Trump karena tidak cukup bukti.
Hingga saat ini tidak ditemukan adanya kecurangan yang terjadi dalam proses pemilu AS, seperti disampaikan koran The Guardian. Klaim Trump yang ngotot menang pun telah menyebabkan perpecahan di kalangan Gedung Putih dan internal Partai Republik. Keluarga Trump dan pendukung dekatnya masih mendesak penghitungan ulang surat suara. Namun, ada pula anggota Partai Republik, seperti mantan presiden George W Bush dan sejumlah anggota Kongres, yang sudah mengakui bahwa pilpres AS telah dimenangkan oleh Joe Biden.