ERA.id - Polisi dan tentara Filipina mencari puluhan orang yang masih hilang akibat Topan Vamco, yang sejauh ini menewaskan sedikitnya 39 orang serta menyebabkan banjir parah di wilayah Ibu Kota Manila dan sekitarnya.
Topan Vamco, badai ke-21 dan paling mematikan yang menerjang Filipina tahun ini, menyapu pulau utama Luzon pada Rabu (11/11) malam dan Kamis (12/11) dini hari--tidak lama setelah negara itu berhadapan dengan Topan Goni, badai terparah tahun ini yang menewaskan 25 orang.
Operasi penyelamatan telah berhasil menemukan 38 jasad korban, sementara pencarian terus dilanjutkan untuk menemukan 22 orang lain yang dilaporkan hilang, demikian menurut Kepala Tentara Angkatan Darat, Gilbert Gapay, dalam keterangan pers.
Di antara sejumlah korban jiwa tersebut adalah dua orang laki-laki yang tenggelam dan seorang anak yang tewas akibat tanah longsor di Provinsi Camarines. Tiga orang lainnya meninggal dunia akibat sebuah gudang yang runtuh di Provinsi Cavite.
Jumlah korban keseluruhan akibat bencana alam ini masih dalam proses validasi oleh pihak berwenang lokal dan badan penanggulangan bencana.
Topan yang datang silih berganti, hingga sebanyak delapan kali dalam waktu dua bulan, menambah tantangan bagi pemerintah yang tengah menangani wabah COVID-19 dan resesi ekonomi akibat pandemi.
Puluhan ribu rumah terendam banjir, namun kini air mulai surut di area Marikina yang sebelumnya parah, sehingga warga mulai dapat membersihkan rumah mereka yang terbalut lumpur dan puing-puing.
"Kami tidak tahu bagaimana harus membersihkannya. Lumpur sangat tebal hingga ke lantai dua," kata Gilbert Gaston, seorang warga Marikina, dalam wawancara dengan radio DZMM.
Banyak warga menyelamatkan diri dengan naik ke atas atap rumah dan mereka termasuk dalam 6.000 orang yang diselamatkan di area pinggiran Kota Manila. Badan-badan pemerintah sudah membersihkan longsoran tanah dan puing-puing di lokasi lain, menurut Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana.
Sekitar 500.000 rumah di wilayah ibu kota dan sekitarnya terpaksa harus bertahan tanpa listrik, sementara kelas sekolah virtual dan pekerjaan pemerintah di wilayah Pulau Luzon juga ditangguhkan.
Sebelumnya, Topan Vamco telah mendekati wilayah pusat Vietnam, mengakibatkan banjir dan tanah longsor yang sejak awal bulan Oktober menewaskan setidaknya 160 orang. Vamco diperkirakan akan menerjang Vietnam pada Sabtu (14/11).