Rakyat Argentina Beri Penghormatan Terakhir ke Maradona, Masa Berkabung Nasional Dimulai

| 26 Nov 2020 20:31
Rakyat Argentina Beri Penghormatan Terakhir ke Maradona, Masa Berkabung Nasional Dimulai
Diego Maradona bersama para fan merayakan kemenangan klub Boca Juniors dalam turnamen Metropolitan tahun 1981. (Foto: Wikimedia Commons)

ERA.id - Pada hari Kamis (26/11/2020) rakyat Argentina secara resmi akan memberi penghormatan terakhir kepada salah satu talenta terbaik mereka, legenda sepak bola Diego Maradona.

Maradona, yang meninggal di usia 60 tahun karena mengalami serangan jantung di rumahnya pada Rabu lalu, jenazahnya akan disemayamkan di istana kepresidenan Casa Rosada dari hari Kamis hingga Sabtu mendatang, seperti disampaikan Reuters.

Masyarakat diprediksi bakal menghampiri peti persemayaman terakhir sang legenda selama tiga hari berkabung yang dideklarasikan oleh Presiden Argentina Alberto Fernandez.

"Kemampuannya bermain sepak bola tak tertandingi dan menjadikannya satu dari yang terbaik di dunia. Ia melintasi batas-batas negara dan secara mendunia diakui sebagai pemain sepak bola terbaik," demikian tertulis dalam pernyataan dukacita resmi dari pemerintah Argentina.

Atlet-atlet ternama, juga Paus Fransiskus yang berkebangsaan Argentina, telah mengucapkan dukacita mereka atas kepergian Maradona.

Pada Rabu lalu, puluhan ribu warga Argentina turun ke jalan nuntuk mengekspresikan rasa kehilangan mereka. Rangkaian bunga dan surat ditinggalkan di depan pintu rumah masa kecil Diego dan juga di markas klubnya dulu, Boca Juniors.

Nama 'Diego', 'Pelusa', atau bahkan 'Tuhan' menjadi sebutan mesra warga Argentina pada Maradona. Pemain sepak bola tersebut meniti karir yang panjang yang mencakup memimpin Argentina menjuarai Piala Dunia 1986.

Diego Maradona dan trofi Piala Dunia 1986
Diego Maradona mengangkat trofi Piala Dunia 1986. (Foto: Wikimedia Commons)

Dalam turnamen tersebut, ia juga terlibat dalam insiden bersejarah ketika menciptakan gol menggunakan tangannya saat Argentina berhadapan dengan Inggris di laga Perempatfinal PD 1986. Gol tersebut lantas dinamai sebagai "Gol Tangan Tuhan" yang kontroversial. Namun, 4 menit kemudian, Maradona juga menciptakan satu buah gol lain di mana ia menunjukkan skill dribbling-nya, membuat gol itu menjadi salah satu yang terhebat dalam sejarah sepak bola.

Salah satunya dipicu oleh kecanduan obat terlarang, Maradona telah berjuang mengatasi berbagai masalah kesehatan selama tahun-tahun terakhir hidupnya. Awal bulan ini, ia harus opname di rumah sakit karena gejala anemia dan dehidrasi serta harus menjalani operasi untuk mengatasi pendarahan otak.

Sebuah rekaman tayangan TV pada tahun 2005 beredar di media setempat, pada Rabu lalu, di mana Maradona menyampaikan apa yang akan ia katakan dalam pemakamannya sendiri.

"Terima kasih telah terus bermain sepak bola, karena inilah olah raga yang telah memberi saya kegembiraan dan kebebasan," kata Maradona. "Ini serasa seperti menyentuh langit menggunakan tangan saya sendiri. Terima kasihku untuk sepak bola."

Rekomendasi