Kuburan 10.400 Ton Cerpelai Rumitkan Situasi Pandemi di Denmark

| 11 Dec 2020 18:37
Kuburan 10.400 Ton Cerpelai Rumitkan Situasi Pandemi di Denmark
Cerpelai. (Foto: Hakaimagazines)

ERA.id - Jutaan ekor cerpelai yang membusuk di beberapa lokasi di Denmark baru-baru ini memicu kekhawatiran baru. Dimusnahkan guna menghindari sebaran mutasi virus COVID-19, jasad di kuburan cerpelai itu ditengarai justru telah mencemari air tanah sekitar.

Awal bulan lalu Denmark, pengekspor utama dunia untuk komoditas bulu cerpelai, mengumumkan akan memusnahkan 15 juta ekor cerpelai setelah mengetahui bahwa tubuh cerpelai menjadi sarang mutasi COVID-19 yang bisa membahayakan proses penciptaan vaksin korona yang sedang berlangsung di dunia.

Karena tak mampu membakar jasad cerpelai dalam jumlah masif secara sekaligus, pemerintah Denmark memutuskan mengubur jasad hewan-hewan tersebut dalam kuburan dangkal sedalam 2 meter di sebuah kawasan latihan militer di West Jutland.

Selain bahwa beberapa jasad cerpelai itu muncul lagi ke permukaan tanah, badan perlindungan lingkungan Denmark kabarnya juga telah menyatakan terjadinya pencemaran air tanah di kawasan tersebut, seperti disampaikan The Guardian, Kamis (10/12/2020) mengutip radio lokal Denmark.

Uniknya, Kementerian Makanan, Pertanian, dan Perikanan Denmark juga mengatakan, Kamis, bahwa mereka tidak yakin di mana 4.700 cerpelai, atau kira-kira sejumlah 1,5 juta ekor, telah dikuburkan.

"Ini terdengar agak aneh, namun, kami tak bisa memastikan (ke mana perginya) setiap ekor cerpelai," kata Menteri Pertanian Denmark Rasmus Prehn.

"Anda boleh protes, tapi sayangnya kenyataannya seperti itu. Bukannya tidak mungkin bahwa jumlah cerpelai yang dikubur lebih banyak dari itu. Itu asumsi kami saat ini."

Sekitar 10.400 ton cerpelai dimasukkan ke dalam kuburan masal di Holstebro dan Karup di kawasan barat Denmark, sementara 14.000 ton lainnya telah 'diproses' di dalam pabrik bulu setempat. Sekitar 2.300 ton cerpelai telah dibakar atau menunggu pembakaran. Namun hingga kini nasib 4.700 ton jasad cerpelai, atau sekitar 1,5 juta ekor, belum diketahui.

"Sangat payah bila pemerintah tidak bisa mengetahui ke mana perginya hewan-hewan tersebut dan bagaimana mereka diproses," kata pejabat partai oposisi Liberal, Ulla Tornas, berkata di radio Denmarks Radio.

"Dampak lingkungan yang ditimbulkan tentu saja berbeda-beda tergantung berapa ton cerpelai yang ditimbun di dalam kuburan tersebut. Warga Denmark yang tinggal di dekat kuburan tersebut punya hak untuk tahu ada berapa banyak jasad yang dikuburkan dekat dengan rumah mereka."

Rekomendasi