ERA.id - Presiden badan sepak bola dunia (FIFA) Gianni Infantino, Senin (2/2/2021), mengritik keputusan memasukkan pemain sepak bola dan atlet lainnya sebagai kelompok prioritas penerima vaksin COVID-19.
Beberapa negara memang dikabarkan telah mulai memvaksinasi atlet atau berencana menyuntik mereka sebelum Olimpiade, yang akan diadakan di Tokyo mulai 25 Juli.
Namun, Infantino, yang meluncurkan kampanye bersama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mempromosikan akses yang adil terhadap vaksin, tidak mendukung pemain sepak bola yang 'melompati antrean'.
"Prioritas vaksin tentu saja adalah orang-orang yang berisiko dan untuk petugas kesehatan. Ini sangat jelas dalam pikiran kami. Saya tidak menganggap pemain sepak bola sebagai kelompok prioritas dalam hal ini, " katanya dalam sebuah konferensi pers seperti dikutip Reuters, (2/2/2021).
“Tentu saja untuk alasan keamanan, dalam konteks bulan-bulan mendatang, dalam konteks kompetisi dan perjalanan internasional, vaksinasi mungkin direkomendasikan di beberapa titik dan Olimpiade, tentu saja, hanya di musim panas."
"Tapi semua ini akan terjadi, tentu saja, dengan menghormati tatanan distribusi yang telah ditetapkan. Ada orang yang berisiko dan orang-orang ini harus mendapat prioritas tentunya dan itu bukan pemain atau ofisial sepak bola," tambahnya.
Piala Dunia 2022
Infantino lantas menyinggung Piala Dunia 2022 yang akan berlangsung di Qatar. Ia meyakini bahwa tahun depan stadion akan kembali dipenuhi penonton, dan sepak bola akan "menyatukan dunia".
Piala Dunia dijadwalkan berjalan di Qatar pada November hingga Desember 2022, dan akan menampilkan 32 negara peserta.
"COVID akan dikalahkan saat itu. Jika dalam waktu dua tahun kita belum sampai ke sana, kita semua akan punya masalah yang lebih besar dari Piala Dunia," katanya.
Pertandingan kualifikasi untuk turnamen telah dimulai di Asia dan Amerika Selatan dan akan dimulai di Eropa pada bulan Maret.
Ditanya tentang kebijaksanaan mengadakan pertandingan internasional dalam situasi saat ini, Infantino mengatakan pertandingan akan berlangsung di bawah "protokol kesehatan yang jelas yang tidak akan membahayakan kesehatan siapa pun".
"Selalu ada keseimbangan yang harus kami ambil, tetapi kami perlu menghormati keputusan pemerintah di seluruh dunia ... situasinya sangat, sangat berbeda di seluruh dunia.
"Kami akan memantau situasi dalam beberapa minggu mendatang, kami dapat melihat situasinya berkembang dari minggu ke minggu.
"Pertandingan internasional akan digelar pada Maret; saat itu kami akan menilai situasinya dan melihat di mana kami bisa bermain dan dalam kondisi seperti apa, dan kami pasti tidak akan mengambil risiko apapun dengan kesehatan siapa pun saat kami bermain sepak bola," katanya.