Australia Ubah RUU Konten Berita, Terapi Kejut Facebook Berhasil?

| 24 Feb 2021 16:21
Australia Ubah RUU Konten Berita, Terapi Kejut Facebook Berhasil?
Ilustrasi - Seorang wanita melihat ke dalam smartphone di depan logo Facebook. (ANTARA/Shutterstock/pri)

ERA.id - Dalam beberapa hari ke depan, Facebook bakal kembali menampilkan konten berita di laman pengguna Australia setelah raksasa media sosial ini membuat kesepakatan dengan pemerintah Australia terkait penjualan konten berita di platform digital.

Pekan lalu, Facebook mengejutkan banyak warga Australia dengan memblok sejumlah informasi dan laman pemerintahan, termasuk layanan kesehatan dan kanal gawat darurat.

Penghilangan akses laman lokal Australia di Facebook ini terjadi di tengah eskalasi desakan pada media sosial tersebut agar mau 'membayar' tiap kotnen berita yang muncul di platform tersebut.

Namun, pada Selasa, (23/2/2021) lalu, seperti dilansir The Guardian, Menteri Keuangan Australia Josh Frydenberg dan Menteri Komunikasi Paul Fletcher mengumumkan bahwa pemerintah Australia dan Facebook berhasil menyepakati sebuah kompromi terkait RUU yang sedang didebatkan di Senat Australia tersebut.

Kompromi yang dimaksud adalah bahwa pemerintah Australia tak akan menerapkan undang-undang konten ini pada Facebook jika perusahaan ini berhasil bermitra dengan media lokal.

Direktur Pelaksana Facebook, Will Easton, mengonfirmasi informasi bahwa konten berita akan dimunculkan di linimasa Facebook "dalam beberapa hari ke depan", menyusul hasil negosiasi terbaru dengan pemerintah Australia.

"Kami senang bisa bersepakat dengan pemerintah Australia dan mengapresiasi diskusi membangun bersama Menteri Keuangan Frydenberg dan Menteri Fletcher selama pekan lalu," kata Easton dalam posting blog.

"Setelah diskusi tersebut, kami puas pemerintah Australia mau mengubah dan berjanji menghormati perhatian kami perihal kemitraan bisnis yang platform kami berikan pada penerbit dibandingkan dengan nilai yang kami teirma dari mereka."

Wakil Presiden Facebook untuk kemitraan global, Campbell Brown, pada Selasa juga mewanti-wanti bila pemerintah Australia masih akan menerapkan undang-undang tersebut ke Facebook, maka perusahaan itu bakal kembali menarik konten berita dari platform.

Frydenberg mengatakan Facebook cukup maju dalam bernegosiasi dengan sejumlah perusahaan berita di Australia. Ia mengaku telah diberita Mark Zuckerberg, direktur utama Facebook, bahwa perusahaan itu telah melanjutkan negosiasi yang telah terjalin.

Pada Selasa petang, Seven West Media, yang menaungi koran West Australian dan jaringan Seven TV, menjadi perusahaan media pertama Australia yang bersedia menyediakan konten untuk Facebook.

Frydenberg mengakui bahwa Australia kini menjadi "medan perang proksi" terkait cara negara meregulasi aktivitas bisnis Google dan Facebook.

"Saya yakin banyak negara yang mencermati apa yang sedang terjadi di Australia terkait tujuan undang-undang yang ingin digolkan oleh (Perdana Menteri) Morrison. Facebook dan Google pun tahu mata dunia sedang memandang ke Australia, itulah kenapa mereka berusaha mencari undang-undang yang menguntungkan pihak mereka," kata dia.

Rekomendasi