ERA.id - Pemimpin gereja Katolik Roma, Paus Fransiskus, telah merampungkan lawatannya yang bersejarah ke Irak, Senin, (8/3/2021). Ia meninggalkan ibukota Baghdad setelah berkunjung ke sejumlah kota yang hancur oleh perang, bertemu komunitas Muslim dan Kristen setempat, hingga menyampaikan khotbah tentang perdamaian dan hidup berdampingan di tengah situasi perang.
Diberitakan oleh Al Jazeera, paus yang telah berusia 84 tahun itu pada Senin diantar oleh Presiden Barham Salih menuju ke pesawat.
Selama tiga hari di Irak, Paus Fransiskus mengunjungi sejumlah kota, termasuk Mosul, kota yang sempat menjadi basis Negara Islam Irak-Suriah (ISIS) dan kini masih menampakkan puing-puing kehancuran.
Di kota Mosul itu juga ia menyelenggarakan misa ekaristi pada hari Minggu. Warga Muslim dan Kristen di kota tersebut sempat membagikan pengalaman mereka tinggal di tengah pendudukan ISIS yang brutal.
Kota Mosul berada di bawah pendudukan ISIS antara tahun 2014 hingga 2017. Selama pendudukan tersebut, milisi ISIS juga menghancurkan kawasan utara Irak hingga membunuh warga Kristen juga warga Muslim.
Paus Fransiskus sempat duduk di sebuah alun-alun yang dulu menjadi pusat kota Mosul sebelum luluh lantak. Paus bisa melihat reruntuhan rumah dan gereja-gereja tua yang terlalu berbahaya untuk dimasuki.
Sebagian besar kota Mosul hancur di tahun 2017 selama perang berdarah antara pasukan militer Irak dan koalisi militer internasional, melawan milisi ISIS.
"Sangat memilukan bila melihat negara yang jadi penopang peradaban ini harus menjadi korban pengrusakan secara barbar. Banyak tempat ibadah dirusak dan ribuan orang - Muslim, Kristen, Yazidi, dan lainnya - harus diungsikan atau telah dibunuh," kata dia.
"Namun, hari ini kita memperkuat lagi keyakinan kita bahwa hidup berdampingan lebih lestari daripada perpecahan, dan bahwa harapan lebih kuat dari kebencian, bahwa perdamaian lebih kuat daripada perang."
Komunitas Kristen di Irak, salah satu yang tertua di dunia, mengalami penyusutan drastis sejauh ini, menyisakan sekitar 300.000 jemaat dari yang semula mencapai 1,5 juta orang sebelum adanya invasi militer AS di tahun 2003 dan pendudukan ISIS.
Pada Minggu, Paus Fransiskus menjalani pertemuan paling ramai dan hangat di kota Qaraqosh dan Erbil. Di Qaraqosh, ia diterbangkan menggunakan helikopter ke sebuah gereja yang halamannya dulu sempat digunakan milisi ISIS sebagai arena hukuman mati.
Di akhir misa ekaristi di Erbil, Fransiskus mengatakan, "Irak akan selalu ada bersama saya, di hati saya."
Ia pun menutup misa dengan mengucapkan "salam, salam, salam" yang artinya "damai, damai, damai".