Aparat Israel Tangkap Imam Masjid Al-Aqsa, Ekrima Sabri

| 11 Mar 2021 20:46
Aparat Israel Tangkap Imam Masjid Al-Aqsa, Ekrima Sabri
Ekrima Sabri, imam Masjid Al-Aqsa. (Foto: Twitter)

ERA.id - Aparat Israel menangkap imam Masjid Al-Aqsa, Shiekh Ekrima Sabri, di rumahnya di Yerusalem Timur, Rabu, (10/3/2021), seperti dilansir media Middle East Eye.

Sabri, 82 tahun, adalah imam agung (mufti) Palestina dari 1996 hingga 2006 dan telah ditahan berulang kali oleh aparat keamanan.

Pada Rabu, sang imam diinterogasi lalu dibebaskan beberapa jam kemudian.

Sabri didatangi aparat saat berada di rumah, di daerah al-Suwaneh dekat Gunung Olives. Seperti dituturkan istrinya, polisi membawa sang imam ke Moscovia Detention Centre di Yerusalem Barat tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut. Penahanan dilakukan pukul 10 pagi ketika Sabri sedang mempersiapkan khotbah Jumat.

Sabri telah memberikan khotbah Jumat di Masjid Al-Aqsa sejak tahun 1973. Ia sempat dilarang memasuki area suci Kota Tua selama beberapa kali, terutama di tahun 2000 ketika meletusnya Intifada Kedua.

Baru-baru ini, pada Januari 2020, ia kembali dilarang masuk ke area tersebut. Kepada media lokal, Sabri mengatakan bahwa polisi menuduhnya "menghasut" lewat khotbah yang ia berikan satu hari sebelumnya.

Penahanan atas Sabri pada Rabu adalah bagian dari serangkaian penangkapan oleh aparat Israel. Beberapa orang yang ditahan adalah warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat, sebut Middle East Eye.

Sementara itu, pada Rabu, 66 warga Israel masuk ke kompleks Al-Aqsa dalam penjagaan polisi dan empat petugas intelijen, demikian disampaikan media Palestina WAFA.

Sekumpulan warga Israel tersebut berkeliling kompleks di sekitar gedung Dome of the Rock, bait Allah yang dibangun pada abad ke-7 oleh kerajaan Umayyad. Namun, kunjungan seperti ini memicu pertentangan, sebut WAFA, mengingat gedung tersebut adalah tempat sakral bagi umat Muslim dan ibadah Yahudi tidak diperbolehkan di tempat itu seturut aturan yang berlaku di tempat-tempat suci Yerusalem.

Beberapa warga Israel disebutkan mendesak agar lebih ada banyak ruang untuk kepercayaan Yaudi di tempat tersebut. Middle East Eye menulis bahwa mereka juga mendesak didirikannya Bait Yahudi Ketiga di dalam kompleks tersebut, dibarengi dengan penghancuran Masjid Al-Aqsa dan gedung Dome of the Rock.

Rekomendasi