ERA.id - Roket percobaan milik SpaceX meledak mendekati akhir proses uji coba penerbangan jarak tinggi (high-altitude), Selasa, (30/3/2021). Namun, kabut pekat membuat SpaceX sendiri tidak yakin soal penyebab pasti ledakan tersebut.
Direktur Eksekutif SpaceX Elon Musk telah mengonfirmasi, via Twitter, bahwa prototipe roketnya meledak.
Looks like engine 2 had issues on ascent & didn’t reach operating chamber pressure during landing burn, but, in theory, it wasn’t needed.
Something significant happened shortly after landing burn start. Should know what it was once we can examine the bits later today.
— Elon Musk (@elonmusk) March 30, 2021
SpaceX sendiri telah menguji coba tiga prototipe roket serupa, dijuluki sebagai model SN11, namun, ketiganya tidak berhasil, entah karena gagal mendarat atau meledak beberapa saat setelah lepas landas, dilansir dari CNN.
Teknisi Space X John Insprucker, yang memandu acara siaran langsung uji coba itu, mengatakan bahwa proses lepas landas roket terlihat berjalan normal dan semuanya terasa sesuai rencana, sampai ketika kamera di badan roket kehilangan sinyal dan pandangan terhadap roket tertutup kabut pekat. Dengan begitu, situasi pendaratan roket sulit diketahui secara pasti.
Insprucker menyatakan bakal membagikan info terbaru via media sosial jika para teknisi SpaceX sudah berhasil mengecek lokasi pendaratan roket tersebut.
Ia juga tidak berharap bakal mendapatkan video rekaman saat ledakan tersebut. "Jangan tunggu (video) pendaratannya," kata dia pada para penonton siaran langsung.
SN11 adalah prototipe terbaru dari Starship, kendaraan luar angkasa yang diharapkan Elon Musk bakal bisa membawa sekelompok manusia pertama ke planet Mars. Roket tersebut juga jadi prototipe keempat yang telah diuji coba SpaceX, terutama terkait keamanan pendaratan roket tersebut saat kembali ke Bumi.
Prototipe SN10 yang berhasil mendarat tegak lurus, dalam uji coba awal bulan ini, akhirnya meledak tiga menit usai mendarat.
SpaceX berharap bisa menggunakan Starship untuk sejumlah kebutuhan, seperti membawa manusia berpindah dari satu kota ke kota lain secara super cepat, membantu proyek pendaratan NASA di bulan, dan pada akhirnya mengantar kargo dan misi manusia ke Mars.
Namun, berdasarkan laporan CNN, pengembangan roket Starship saat ini masih dalam fase awal. Prototipe dalam bentuk utuh bahkan belum dibuat. Selain itu, SpaceX belum menguji coba mesin pemacu Super Heavy, yang akan dibutuhkan Staship untuk melaju melampaui orbit Bumi.
Elon Musk sendiri pernah berharap roket Staship mulai bisa digunakan secara rutin mulai tahun 2023. Ia berharap roket ini sanggup mencapai orbit Bumi pada akhir tahun ini.