Sempat Sepelekan COVID-19, Elon Musk Bikin Riset Antibodi di SpaceX

| 26 Feb 2021 17:43
Sempat Sepelekan COVID-19, Elon Musk Bikin Riset Antibodi di SpaceX
Elon Musk, miliarder dan direktur eksekutif SpaceX. (Foto: TyIt)

ERA.id - Lebih dari 4.300 karyawan perusahaan produsen roket SpaceX terlibat dalam sebuah penelitian antibodi Coronavirus Disease (COVID-19) yang diprakarsai oleh miliarder Elon Musk.

Penelitian, yang baru-baru ini dirilis di jurnal Nature Communications, menampilkan data bahwa orang-orang dengan COVID-19 yang bergejala ringan ternyata memiliki imun yang lebih lemah terhadap penyakit ini, dibandingkan dengan pasien yang bergejala lebih berat.

Kelompok riset ini - yang terdiri dari 30 peneliti dari MIT, Harvard, ingga institusi kedokteran ternama AS - juga menunjukkan adanya level antibodi tertentu yang memampukan sistem imun seseorang melawan infeksi korona, meski ditulis di makalah tersebut "kadar pasti antibodi yang bakal memproteksi dari infeksi ulang (reinfeksi) hingga kini masih belum jelas."

Selain itu, vaksinasi ternyata memproduksi respons imun yang lebih baik ketimbang dalam diri pasien COVID-19 asimptomatik atau gejala ringan, sebut para peneliti.

Permintaan agar karyawan SpaceX terlibat dalam riset antibodi ini dikirim via surel pada bulan April 2020, tepat ketika direktur utama mereka, Elon Musk, menyebarkan informasi keliru yang menyepelekan infeksi virus korona ini.

Seperti dilaporkan The Verge, pada Maret 2020, Musk sempat memberitahu karyawan SpaceX bahwa risiko mereka meninggal karena terinfeksi COVID-19 masih lebih kecil daripada risiko mengalami kecelakaan mobil. Ia kala itu juga menyebut COVID-19 "tak termasuk ke dalam 100 risiko kesehatan di Amerika Serikat."

Faktanya, pada pertengahan Februari ini, sudah ada 500.000 nyawa warga Amerika Serikat yang melayang karena terinfeksi COVID-19.

Riset kolaborasi SpaceX dengan pakar kesehatan AS ini mendapat pendanaan dari berbagai yayasan, mulai dari National Institute of Health, Gates Foundation, hingga program riset kesehatan luar angkasa NASA.

Para karyawan yang terlibat dalam studi ini diambil sampel darahnya setiap bulan. Makalah lengkap penelitian ini bisa diakses secara gratis di situs web Nature.

Rekomendasi