Utusan Khusus PBB untuk Myanmar: 'Pertumpahan Darah Sebentar Lagi'

| 01 Apr 2021 12:24
Utusan Khusus PBB untuk Myanmar: 'Pertumpahan Darah Sebentar Lagi'
Kepala junta Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing memimpin parade militer Hari Angkatan Bersenjata di Naypyitaw, Myanmar, Sabtu (27/3/2021). (ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/RWA/sa).

ERA.id - Utusan khusus Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk Myanmar Christine Schraner Burgener mengatakan pada sidang Dewan Keamanan PBB pada Rabu, (31/3/2021), bahwa "pertumpahan darah akan segera terjadi" di Myanmar karena penumpasan terhadap protes anti-kudeta meningkat.

Dalam komentar yang dirilis UN News, Schraner Burgener mengatakan dalam rapat tertutup dewan yang beranggotakan 15 orang itu bahwa militer yang merebut kekuasaan pada 1 Februari tidak kapabel mengelola negara tersebut. Ia juga memperingatkan bahwa situasi di lapangan bakal terus memburuk.

"Pertimbangkan seluruh sarana yang tersedia untuk mengambil tindakan kolektif dan melakukan apa yang benar, apa yang layak diterima rakyat Myanmar, dan untuk mencegah bencana multidimensi di jantung Asia itu," sebut dia.

Dewan itu harus mempertimbangkan "tindakan yang berpotensi signifikan" untuk membalik jalannya peristiwa karena "pertumpahan darah sebentar lagi," kata Schraner Burgener, menurut layanan berita itu.

Setidaknya 521 warga sipil telah tewas dalam protes terhadap kudeta tersebut, 141 orang di antara mereka tewas pada Sabtu, hari paling berdarah dari kerusuhan, menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.

Pertempuran juga terjadi antara tentara dan pemberontak etnis minoritas di daerah perbatasan. Pengungsi yang melarikan diri dari kekacauan mencari keamanan di negara tetangga.

Rekomendasi