ERA.id - Politisi yang kerap mengkritik kebijakan pemerintahan Rusia, Alexei Navalny, dikabarkan telah dipindah ke ruang perawatan karena gangguan pernapasan serta demam tinggi, dan telah menjalani tes infeksi COVID-19, sebut Reuters, (6/4/2021) mengutip media pemerintah Rusia.
Navalny, orang yang getol mengritik Presiden Rusia Vladimir Putin dan menyatakan telah memulai aksi mogok makan di dalam penjara, menuduh pihak pengurus rumah detensi menahan pengobatan terhadap sakit punggung dan kaki yang ia alami. Selain itu, ia juga sempat mengeluhkan munculnya wabah tuberculosis (TBC) di sel tahanannya.
Politisi berumur 44 tahun ini menyatakan tiga orang dari selnya masuk rumah sakit karena infeksi TBC.
Navalny mengaku, berdasarkan laporan Reuters, suhu tubuhnya telah diukur oleh otoritas penjara, menunjukkan suhu 38,1 derajat Celcius. Sementara itu, ia mengaku mengalami batuk parah.
Belakangan media Izvestia, koran pro-Rusia, mengabarkan bahwa Navalny telah dipindah ke "ruang perawatan" tanpa menjelaskan lokasi ruang tersebut. Namun, salah satu pengacara Navalny menyebut bahwa sang politisi kemungkinan dirawat di dalam kompleks rumah tahanan IK-2 yang jaraknya 100 km di sebelah timur kota Moscow.
Navalny juga menuduh pengelola penjara tempatnya mendekam sekarang sengaja membuatnya kurang tidur, yaitu dengan membangunkan dirinya setiap satu jam sekali dan enggan memberi pengobatan yang diperlukan.
Otoritas penjara Rusia menepis tuduhan tersebut, dan sempat mengatakan bahwa kondisi Navalny dalam keadaan yang baik serta telah mendapatkan pengobatan yang diperlukan.
Sekretaris jenderal Amnesty International, Agnes Callamard, mengaku sudah menyampaikan pada Putin perhatiannya terkait "penangkapan (Navalny) yang tak berdasar dan kondisi kesehatannya yang memburuk."
"Ada kemungkinan nyata bahwa #Russia membuatnya mati perlahan-lahan. Ia saat ini juga perlu mendapat akses ke dokter yang ia percaya, dan ia harus dibebaskan," tulis Callamard di Twitter.