ERA.id - Setidaknya 50 kasus 'mutan ganda' virus Covid-19 varian India dan 137 kasus varian Afrika Selatan telah terdeteksi di Singapura, seperti ditunjukkan oleh basis data Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID), database terbesar di dunia dalam hal sekuens genome virus corona.
Dilansir dari Yahoo! News, kasus varian India pertama - atau varian berkode B.1.617 - di Singapura terdeteksi pada 26 Februari. Sementara, kasus varian Afrika Selatan - dengan kode B.1.351 - pertama kali terdeteksi pada 7 Februari.
Basis data GISAID menunjukkan bahwa 47 kasus varian India di Singapura terdeteksi dalam "empa pekan terakhir". Di periode yang sama, basis data tersebut menerima laporan deteksi 106 kasus varian Afrika Selatan.
Berdasarkan keterangan di databse, temuan varian India terakhir kali diinput ke GISAID pada Rabu, 14 April, oleh National Public Health Laboratory (NPHL), salah satu unit kesehatan dari National Centre for Infectious Disease di Singapura.
Temuan kasus varian Afrika Selatan juga terakhir diinput di hari tersebut.
Di luar kedua varian itu, terdapat beberapa varian virus Covid-19 yang sudah terdeteksi di Singapura. Kemetnerian Kesehatan Singapura terakhir mengonfirmasi keberadaan 25 kasus varian Inggris - B.1.1.7 - terakhir pada 26 Januari.
Sementara itu, dalam empat pekan terakhir, pemerintah Singapura juga mendapati ada tiga kasus varian Brazil - P1 - di negeri tersebut.
Temuan varian Inggris dan Brazil terakhir dikumpulkan ke basis data GISAID pada 14 dan 8 April.
Dari ribuan varian yang beredar di dunia, tiga varian dianggap 'perlu diperhatikan' oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu varian Inggris, Afrika Selatan dan Brazil. Hal ini dikarenakan varian tersebut memuat mutasi yang diduga membuat virus lebih menular.
Selain itu, varian Afrika Selatan, Brazil, dan India, memiliki sebuah mutasi kunci yang diduga mengurangi kekebalan tubuh seseorang terhadap virus itu, yang didapatkan lewat infeksi terdahulu atau via vaksin.
Perhatian global kini tertuju pada temuan 'mutan ganda' yang ada di India, yang tampaknya menjadi penyebab meroketnya jumlah infeksi di India. Varian virus ini telah terdeteksi di 17 negara, demikian dilaporkan Yahoo! News.
Pada Selasa, Kementerian Kesehatan Singapura mengumumkan pengetatan area perbatasan mulai Kamis 23.59, yang salah satunya membatasi keluar masuknya pengunjung asal India, sementara pelancong dari Inggris dan Afrika Selatan bakal diperbolehkan untuk masuk ke Singapura.