Gunakan UU IT, India Sensor Tweet yang Kritik Penanganan Covid-19 Pemerintah

| 26 Apr 2021 17:35
Gunakan UU IT, India Sensor Tweet yang Kritik Penanganan Covid-19 Pemerintah
Logo Twitter. (Foto: Joshua Hoehne/Unsplash)

ERA.id - Pemerintah India meminta platform media sosial Twitter untuk menyensor puluhan tweet (cuitan) yang kritis terhadap penanganan wabah virus corona di India, yang dalam lima hari terakhir kasusnya melonjak melampaui rekor Covid-19 harian global.

Dilansir dari Al Jazeera, Senin, (26/4/2021), juru bicara Twitter akhir pekan lalu mengonfirmasi pada media bahwa mereka menyensor sejumlah tweet atas permintaan resmi pemerintah India.

Melalui basis data Lumen, database yang dikelola Universitas Harvard, pemerintah India memaksudkan permintaan resmi mereka pada Twitter sebagai 'perintah darurat'.

Permintaan resmi bertanggal 23 April dan, via basis data Lumen, menyebut ada 21 tweet yang disensor.

Beberapa tweet itu dibuat oleh anggota parlemen Revnath Reddy, menteri di negara bagian West Bengal bernama Moloy Ghatak, dan sutradara Avinash Das.

Permintaan pemerintah India ini menggunakan dalih pelanggaran atas Undang-Undang Teknologi Informasi yang diresmikan tahun 2000. Meski klausul yang digunakan tidak jelas, namun pemerintah negara bagian New Delhi biasanya memakai sebuah pasal yang memberi mereka wewenang menyensor informasi guna melindungi "kedaulatan dan kesatuan India" serta mempertahankan ketertiban umum, demikian lapor Al Jazeera.

Juru bicara Twitter menyatakan secara langsung memberi tahu para pemilik akun bahwa konten mereka disensor, sembari menyatakan bahwa tindakan mereka dilatari perintah resmi yang menaungi tweet para pengguna.

Media Agence-France Presse (AFP) melaporkan bahwa Kementerian IT India  meminta Twitter untuk menghapus 100 cuitan. Alasannya, "ada penyalahgunaan platform media sosial oleh sejumlah pengguna dengan cara menyebarkan informasi palsu atau menyesatkan, dan menyebabkan panik terkait situasi Covid-19 di India."

Tindakan pemerintah India ini pertama kali dikabarkan oleh situs teknologi TechCrunch, yang mengatakan bahwa Twitter bukan satu-satunya platform media sosial yang disasar oleh otoritas setempat.

Pada Senin, India mencatatkan jumlah kasus harian Covid-19 terbanyak secara global, untuk kelima kalinya secara berturut-turut. Kementerian Kesehatan India menyatakan ada 352.991 infeksi Covid-19 baru dalam 24 jam terakhir. Sementara itu, angka kematian Covid-19 India mencapai 195.123 kasus.

Rekomendasi