ERA.id - Turki bakal menerapkan karantina total (lockdown) nasional mulai hari Kamis, (29/4/2021), hingga 17 Mei demi meredam meluasnya gelombang infeksi virus Covid-19 di negara tersebut, demikian dilaporkan oleh Al Jazeera.
Aturan ini, yang bakal berlaku mulai Kamis pukul 19.00 waktu setempat, tampak diarahkan untuk mencegah lonjakan kasus infeksi Covid-19 selama masa Lebaran, ketika keluarga berkumpul merayakan akhir bulan Ramadan.
Negara berpenduduk 82 juta jiwa itu telah menghadapi lonjakan angka kematian terkait Covid-19 hingga rata-rata 350 kasus per hari, pada pekan lalu. Tingkat kematian tersebut lebih tinggi daripada dua lonjakan sebelumnya, yang terjadi pada tahun lalu.
Kasus infeksi Covid-19 harian di Turki pada Rabu, yaitu 40.444 kasus, menjadi yang terbanyak di kalangan negara-negara Eropa. Namun, angka ini masih di bawah angka puncak infeksi harian Turki, yang mencapai 60.000 kasus, yang terjadi awal bulan ini.
Jumlah total infeksi Covid-19 di Turki sejak awal pandemi telah mencapai 4,75 juta kasus, di mana 39.398 pasien meninggal dunia.
"Kita harus cepat-cepat mengurangi jumlah kasus hingga di bawah 5.000 per hari," sebut Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam siaran langsung, Senin.
Ia juga mengatakan bahwa Turki akan memasuki masa "karantina total" yang mewajibkan warga untuk tetap tinggal di dalam rumah, sementara pertokoan yang tidak esensial wajib tutup.
Aturan perjalanan antar daerah bakal diperketat, dan, untuk pertama kalinya dalam sejarah Turki, supermarket akan tutup setiap hari Minggu.
Aturan ini terjadi di tengah program vaksinasi Turki yang tersendat-sendat setelah dimulai pada pertengahan Januari lalu. Dari 82 juta warga Turki, 13,5 juta orang telah mendapatkan setidaknya satu kali suntikan vaksin Covid-19.
Turki kini mendesak China untuk mempercepat pengiriman vaksin buatan Sinovac. Pemerintahan Erdogan sebelumnya telah sepakat membeli 100 juta dosis vaksin dari perusahaan China tersebut.