Pakistan Dikarantina Total Selama Libur Idul Fitri, Cegah Hiruk-Pikuk di Tempat Wisata

| 10 May 2021 10:15
Pakistan Dikarantina Total Selama Libur Idul Fitri, Cegah Hiruk-Pikuk di Tempat Wisata
Dokumen: Sejumlah pengungsi Afghanistan berdiskusi tentang layanan kesehatan di Pakistan selama masa pandemi Covid-19. (Foto: Mallika Panorat/EU Civil Protection and Humanitarian Aid)

ERA.id - Pakistan tengah menjalani karanatina total nasional (lockdown) selama sembilan hari, sejak Sabtu, (8/5/2021), guna membatasi perjalanan dan hiruk-pikuk di tempat-tempat wisata. Hal ini dilakukan untuk mencegah sebaran infeksi Covid-19 pasca liburan Idul Fitri umat Muslim.

Media Al Jazeera menyebut Pakistan kini tengah melaksanakan pembatasan sosial paling ketat, melebihi karantina total selama sebulan pada April lalu.

"Mulai hari ini, seluruh pertokoan di seantero negeri akan ditutup. Orang-orang tidak diperbolehkan masuk ke pasar atau berbelanja untuk masa Idul Fitri," lapor Al Jazeera dari ibukota Pakistan, Islamabad.

Pemerintah Pakistan, yang semakin khawatir atas wabah Covid-19 di negara tetangganya, India, menyatakan tidak memiliki ventilator dan tabung oksigen yang cukup "jika situasinya berubah menjadi seperti di India."

Menteri perencanaan Pakistan Asad Umar, yang diserahi tugas memimpin respons pandemi negara itu, menyatakan bahwa Pakistan sedang berada dalam "situasi berbahaya".

"Pembatasan ini mendesak dilakukan akibat situasi sangat berbahaya yang diakibatkan oleh sebaran mutasi infeksius dari virus (SARS-Cov-2)," tulis Umar via Twitter.

Masa libur Idul Fitri di Pakistan sendiri biasanya diikuti dengan pergerakan orang di seantero negeri, sementara warga Pakistan juga memadati obyek-obyek wisata. Tahun lalu, negara tersebut mendapati lonjakan jumlah infeksi beberapa pekan setelah libur Idul Fitri, demikian dilaporkan Al Jazeera.

Selama lockdown sembilan-hari, Pakistan akan menutup pertokoan, hotel, restoran, pasar, dan taman. Sementara itu, transportasi publik antar provinsi dan antar kota juga berhenti beroperasi. Pihak militer disiagakan untuk mengawasi pembatasan ini.

Namun demikian, masjid bakal tetap dibuka, demikian lapor Al Jazeera. Otoritas setempat khawatir pembatasan akses ke tempat ibadah bakal memicu konfrontasi di tengah masyarakat yang memiliki corak Muslim konservatif itu.

Rekomendasi