Google Didesak Nyatakan Dukungan ke Palestina oleh Karyawannya yang Keturunan Yahudi

| 19 May 2021 18:27
Google Didesak Nyatakan Dukungan ke Palestina oleh Karyawannya yang Keturunan Yahudi
Papan nama kantor Google di Sunnyvale, California, Amerika Serikat. (Foto: Greg Bulla/Unsplash)

ERA.id - Sekelompok teknisi keturunan Yahudi yang bekerja di Google mendesak perusahaan perangkat lunak itu untuk menambah dukungan terhadap warga Palestina di tengah gencarnya pengeboman Israel terhadap Gaza.

Dalam sebuah surat internal, seperti dikutip dari The Verge, (19/5/2021), karyawan Google itu mendesak Direktur Utama Sundar Pichai untuk menyatakan kecaman terhadap serangan Israel, termasuk "pengakuan langsung atas kerusakan yang diakibatkan militer Israel dan kejahatan jalanan terhadap warga Palestina."

Surat tersebut kabarnya telah ditandatangani oleh 250 orang.

Desakan ini muncul dari sebuah grup karyawan yang dibentuk tahun lalu untuk merespons kelompok internal Google, ERG, yang dituduh pro-Zionis. Grup ERG ini, dengan julukan 'Jewglers', disebut telah mencoba menjaga jarak dari politik. Namun, berdasarkan laporan The Verge, dua karyawan Google menuduh grup tersebut bersikap pro-Israel dan kurang toleran terhadap pandangan anti-Zionis.

Sebagai tandingan, dibentuklah the Jewish Diaspora in Tech di dalam perusahaan Google.

"Kami ingin membentuk ruang bagi kami sendiri karena faktanya kami tidak diperbolehkan mengekspresikan cara pandang kami di dalam ERG," sebut seorang manajer pemasaran produk Google yang jadi anggota grup baru itu.

Kini, organisasi itu mendesak dihentikannya pengekangan kebebasan di dalam perusahaan Google, terutama pandangan anti-Zionis.

"Google adalah mesin pencarian terbesar di dunia, dan pengekangan kebebasan dalam bentuk apapun yang terjadi di dalam perusahaan tak hanya berbahaya bagi karyawan Google tapi juga bagi warga di seluruh dunia," sebut mereka dalam sebuah dokumen.

Organisasi ini juga mendesak Google untuk mengakhiri segala kontrak bisnis yang mendukung "penindasan Israel terhadap hak warga Palestina". Bisnis dengan militer Israel salah satunya, sebut mereka.

Surat tersebut juga menolak menyamaratakan Israel dengan warga keturunan Yahudi. Para penandatangan surat itu menyatakan bahwa "anti-Zionisme bukanlah antisemitisme".

Surat desakan ini secara lengkap bisa dibaca di sini.

Google belum memberi komentar atas desakan ini, sebut The Verge.

Rekomendasi