ERA.id - Pria asal India yang mendapat panggilan 'Ksatria Corona' karena mengkremasi 1.300 jenazah pasien Covid-19 justru tidak bisa mendapatkan kamar rumah sakit dan perawatan saat dirinya sendiri terinfeksi virus corona, sehingga ia meninggal dunia.
DIlansir dari Daily Mail, (7/6/2021), Chandan Nimje, 67 tahun, adalah seorang mantan aparatur sipil negara India yang menawarkan diri untuk mengurus jenazah Covid-19 ketika anggota keluarga menolak bersentuhan dengan para jenazah.
Kerja sukarela Nimje sangat berdampak hingga ia diberi selamat oleh wali kota Nagpur, India, langsung karena telah mengambil risiko di tengah mengganasnya pandemi Covid-19 di daerah tersebut.
Namun, satu tahun tahun dengan sukarela mengremasi jenazah pasien Covid-19, Nimje akhirnya ikut terinfeksi virus tersebut. Sayangnya, seperti dilansir dari Daily Mail, ia kesulitan menemukan ruang perawatan dan obat yang diperlukan. Keluarganya akhirnya membawa Nimje ke RS swasta dan menghabiskan seluruh tabungan mereka untuk menyelamatkan nyawa pria itu. Namun, Nimje akhirnya meninggal dunia pada 26 Mei, seperti dilaporkan The Times of India.
Arvind Rataudi, yang pernah bekerja dengan Nimje, berkata, "Kami mendekati siapa saja, tidak hanya untuk meminta bantuan finansial, tapi juga untuk kamar perawatan dan obat-obatan. Tak ada yang merespons kami."
"Kami menghubungi komisioner Nagpur Municipal Corporation (NMC) dan petinggi lainnya, namun, tak ada yang membantu pria yang telah menyediakan diri untuk mengurus jenazah 1.300 warga ini."
Nimje bergabung dalam King Cobra Youth Force (KCYF), organisasi yang didirikan pada Maret tahun lalu untuk mengurusi korban infeksi Covid-19.
Ia diyakini terinfeksi virus corona saat ia mengantre untuk mendapat suntikan pertama vaksin Covid-19. Ia sempat mengalami demam ringan, sebelum saudarinya, dua anaknya, dan istrinya semua menunjukkan gejala yang sama. Kelimanya positif terinfeksi Covid-19 dan sejak itu kesehatan Nimje menurun drastis.
Jenazah Nimje dikremasi oleh sesama sukarelawan dan anggota keluarganya.