ERA.id - Lebih dari 800 terduga kriminal telah ditangkap setelah terpancing menggunakan aplikasi chatting yang dikendalikan oleh badan intelijen FBI.
Dilansir dari BBC, (9/6/2021), sebuah operasi intelijen yang dijalankan bersama oleh pemerintah Australia dan Badan Intelijen Federal Amerika Serikat (FBI) diam-diam membagikan kepada para kriminal gawai yang di dalamnya terpasang aplikasi chatting ANOM.
Tanpa diketahui oleh para penerima gawai - yang umumnya adalah para gang narkoba dan anggota sindikat mafia - bahwa aplikasi chatting itu telah diawasi polisi, dan semua chat terkait penyelundupan narkoba, pencucian uang, dan aksi kriminal lainnya berhasil dimonitor pihak berwenang.
ANOM sendiri adalah jaringan komunikasi ter-enkripsi yang diambil alih oleh pemerintah Amerika Serikat tiga tahun yang lalu, seperti disebut di BBC. Jaringan ini disebut-sebut sangat aman dan dibuat oleh perusahaan pengembangnya untuk digunakan sindikat kriminal.
Operasi ini begitu sukses karena beberapa penjahat kelas kakap terpikat oleh aplikasi ANOM, yang mereka ketahui lewat agen intelijen yang menyusup ke jaringan kriminal itu.
"Anda harus kenal dekat dengan seorang penjahat agar dia mau menggunakan ponsel ini. Ponsel tersebut tidak bisa berdering atau mengirim email. Anda hanya bisa berkomunikasi dengan orang-orang yang ada di platform yang sama," sebut kepolisian Australia, dikutip BBC.
Momen kunci dari operasi ini adalah ketika gembong narkotika dan buronan bernama Hakan Ayik merekomendasikan, dengan tidak sadar, gawai ANOM ini kepada sejumlah rekan penjahatnya di Australia.
Penjahat yang dijuluki sebagai 'Gangster Facebook' oleh media Australia itu lantas terlacak di media sosial, lewat foto-fotonya di mana ia tampak bertato dan bertubuh kekar. Ia telah lama hidup mewah di Turki, sambil menghindari pengejaran, bersama istrinya yang berkewarganegaraan Belanda.
Polisi Australia menyatakan bahwa Ayik "lebih baik menyerahkan diri" karena saat ini mungkin dalam bahaya karena terbukti, tanpa sadar, membantu FBI dalam menjalankan operasi.
Kini, total ada 12 ribu gawai terenkripsi yang dipakai oleh sekitar 300 sindikat kriminal di lebih dari 100 negara.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyatakan operasi ini "memberi pukulan telak pada sindikat kejahatan" di seluruh dunia. Badan kepolisian Eropa, Europol, mengatakan operasi ini - dinamai Operation Trojan Shield/Greenlight, sebagai "operasi penegakan hukum terbesar terhadap komunikasi rahasia".
Operasi ini berhasil menyita narkotika, senjata, mobil mewah, dan uang tunai milik jejaring kriminal yang teridentifikasi di belasan negara. Dilansir dari BBC, barang yang disita termasuk delapan ton kokain, 250 senjata, dan duit senilai lebih dari 48 juta dolar AS (Rp684,48 miliar) dalam berbagai bentuk mata uang dan duit kripto.