Polisi London Kejar Pelaku Rasisme Terhadap 3 Pemain Inggris Pasca Final Euro 2020

| 12 Jul 2021 17:17
Polisi London Kejar Pelaku Rasisme Terhadap 3 Pemain Inggris Pasca Final Euro 2020
Seorang suporter menyalakan suar menyambut kedatangan bus tim nasional Inggris jelang partai final Euro 2020 melawan Italia di Stadion Wembley, Minggu (11/7/2021). (Foto: ANTARA/REUTERS/Peter Cziborra)

ERA.id - Sejumlah figur publik Inggris mengecam ucapan rasisme terhadap tiga pemain kulit hitam Inggris yang gagal mengeksekusi penalti di laga final Euro 2020 melawan timnas Italia, Senin, (12/7/2021) dini hari WIB.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Senin membuat cuitan di Twitter, menyebut bahwa "mereka yang membuat caci maki mengerikan tersebut harusnya malu terhadap diri mereka sendiri."

Seperti diketahui, pada babak penalti, tendangan striker Inggris Marcus Rashford mengenai mistar tiang gawang. Sementara tendangan oleh Bukayo Saka dan Jadon Sancho berhasil diselamatkan oleh kiper Italia.

Italia pun memenangkan babak penalti dengan skor 3-2 setelah pertandingan berakhir seri, 1-1.

Gagalnya penalti Bukayo Saka sendiri menentukan kekalahan skuad 'the Three Lions' malam itu. Artinya, Inggris kembali gagal mengangkat trofi internasional pertama sejak Piala Dunia 1966.

Usai laga final, ketiga pemain pun langsung menjadi sasaran ujaran rasisme di media sosial. Melansir Associated Press, Football Association sampai membuat pernyataan yang menyatakan sikap "terperangah" atas "sikap menjijikkan" berupa ujaran rasisme itu.

Kepolisian London juga telah menyatakan ujaran kebencian dari fan timnas Inggris sebagai "tak bisa diterima", diberitakan AP. Mereka mengatakan akan menyelidiki unggahan-unggahan "bernada menyerang dan rasis" di media sosial.

Wali kota London Sadiq Khan, dilansir dari AP, meminta perusahaan media sosial untuk bersikap lebih keras terhadap akun pembuat caci-maki itu.

"Tentu saja rasisme tidak punya tempat di sepak bola dan dimanapun juga," sebut Khan dalam cuitan Twitter.

"Mereka yang membuat caci maki ini harus bertanggung jawab, dan perusahaan media sosial harus bertindak saat ini juga untuk menghilangkan dan mencegah tindakan penuh kebencian seperti itu."

Rekomendasi