Dapat 'Standing Ovation' di Wimbledon, Ini Reaksi Sarah Gilbert, Penemu Vaksin AstraZeneca

| 19 Jul 2021 15:23
Dapat 'Standing Ovation' di Wimbledon, Ini Reaksi Sarah Gilbert, Penemu Vaksin AstraZeneca
Profesor Sarah Catherine Gilbert, vaksinolog dari Universitas Oxford yang ikut menciptakan vaksin Covid-19 bersama AstraZeneca. (Foto: Tangkapan layar Mojo Story)

ERA.id - Video penonton turnamen tenis Wimbledon yang memberi 'standing ovation' - ekspresi apresiatif bertepuk tangan sambil berdiri - kepada ilmuwan Sarah Gilbert sedang viral di Tanah Air.

Dalam video yang diambil di Centre Court turnamen Wimbledon, Selasa,(22/6/2021), terdengar suara MC yang menyampaikan bahwa di antara penonton terdapat para undangan, orang-orang dari berbagai organisasi yang membantu Inggris menghadapi pandemi Covid-19.

Di barisan undangan tersebut duduk Profesor Sarah Catherine Gilbert, vaksinolog dari Universitas Oxford yang turut menciptakan vaksin Covid-19 Oxford/AstraZeneca.

MC menyebut karya Gilbert - bersama ilmuwan lainnya, Catherine Green, dan juga para tenaga kesehatan Inggris di organisasi NHS - berperan penting sehingga turnamen tenis Wimbledon pada 2021 bisa diselenggarakan.

Saat itu, seluruh penonton yang hadir di hari pertama turnamen Wimbledon sontak berdiri dan bertepuk tangan atas seluruh karya Gilbert dan koleganya.

Melansir The Guardian, (4/7/2021), momen tersebut ternyata memberi impresi khusus pada Gilbert yang mengapresiasi lancarnya pelaksanaan turnamen sebesar Wimbledon.

"Semua berjalan sangat lancar di turnamen tersebut," kata Gilbert. "Mereka juga punya staf yang sangat terlatih dan mendapatkan investasi besar untuk infrastruktur mereka."

Hal tersebut dirasa Gilbert sangat kontras dengan proses pengembangan vaksin di Inggris, dunia yang ia jalani sebagai profesor vaksinologi di Universitas Oxford.

"Ya, kami sudah berpengalaman selama bertahun-tahun, dan kami juga punya staf yang mengagumkan. Namun, kami masih belum punya investasi infrastruktur (penelitian), dan itu membuat upaya kami dalam menciptakan vaksin Covid-19 sangat, sangat sulit."

Ia khususnya mengomplain atas terlalu sedikitnya pabrik vaksin di Inggris, sehingga mereka sempat kesulitan memulai uji klinis secara lebih dini.

"Anda perlu suplai vaksin sejak awal, dan Anda seharusnya tak perlu pusing bagaimana bisa mendapatkan dosis-dosis vaksin tersebut selagi Anda memulai uji klinis. Hal ini masih merupakan masalah besar di Inggris."

Satu tahun sejak memformulasi vaksin Covid-19 bersama koleganya, Catherine Green, Gilbert pun membukukan perjalanan riset mereka dalam buku 'Vaxxers: The Inside Story of the Oxford AstraZeneca Vaccine and the Race Against the Virus' (Hodder & Stoughton).

Terkait buku ini, Gilbert berpendapat tidak ada artikel di manapun yang bisa menggambarkan kompleksitas dan perjalanan mereka. Sehingga buku itu menjadi kesempatan mereka memaparkan cerita riset vaksin Covid-19 AstraZeneca "berdasarkan versi yang komplit."

The Guardian mengabarkan bahwa Gilbert dan Greene sekarang sedang bekerjasama dengan AstraZeneca untuk membuat vaksin Covid-19 guna menangkal varian Beta, yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan. Uji klinis akan dimulai di Inggris dan sejumlah negara lain.

"Vaksin yang sudah ada masih sangat efektif terhadap varian Alpha dan Delta, namun, varian Beta berbeda secara antigen. Jadi, ituluah kenapa kami menguji varian tersebut menggunakan vaksin berbeda," sebut Gilbert.

Rekomendasi